Hajinews.id — Polda Jawa Timur mengonfirmasi korban meninggal dunia tragedi Kanjuruhan usai pertandingan sepak bola antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya terus bertambah, pada Ahad (2/10/2022). Sebanyak 172 orang meninggal, ratusan lainnya tengah dalam perawatan. Para korban yang terinjak-injak juga sesak napas lantaran adanya gas air mata.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyatakan dari 127 korban jiwa, dua diantaranya merupakan petugas kepolisian. Sedangkan untuk korban yang masih dalam perawatan mencapai 180 orang.
Kekalahan bersejaran dan Gas Air Mata
“Permasalahan terjadi pada saat pertandingan telah selesai, lantaran ada rasa kekecewaan dari penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah. Selama 23 tahun bertanding tidak pernah kalah namum pada malam ini kalah dengan Persebaya,” lanjut Nico, dilansir liputan6.
Kesal dengan kekalahan Arema, suporter Aremania menyerbu ke lapangan usai peluit panjang ditiup wasit. Kericuhan tersebut direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata, kondisi itu justru membuatnya menjadi semakin kacau.
Para suporter yang panik termasuk wanita dan anak-anak berdesakan mencoba keluar dari Stadion Kanjuruhan. Akibatnya fatal, banyak yang pingsan dan sulit bernapas.
Sebanyak delapan kendaraan polisi dirusak dan dibakar massa. Rinciannya sebanyak lima unit dirusak dan digulingkan, sedangkan tiga lain dibakar nyaris menyisakan kerangka.
Kerusuhan di Kanjuruhan itu dikecam PSSI. Efek dari tragedi di Kanjuruhan tersebut PSSI memberikan hukuman berat kepada Arema FC berupa larangan menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi Liga 1 2022/2023.
Persebaya yang menjadi rival Arema pada laga tersebut menyampaikan duka cita atas korban yang meninggal. Sementara sejauh ini Arema FC belum memberikan pernyataan.(dbs)