Adu Elektabilitas Ganjar, Anies, dan Prabowo, Mana Kandidat Capres Terkuat?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Tiga nama digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) Pemilu 2024. Mereka yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ketiganya telah dideklarasikan sebagai capres oleh tiga partai politik yang berbeda.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kendati belum menjadi calon presiden definitif, publik mulai menghitung. Siapa di antara tiga nama yang punya peluang menang paling besar?

Deklarasi capres

Prabowo Subianto menjadi orang pertama yang mendeklarasikan diri siap maju sebagai capres Pemilu 2024. Deklarasi itu diumumkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerindra yang digelar medio Agustus lalu.

Video Rekomendasi
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia,” kata Prabowo di Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022)

Tak mau kalah, baru-baru ini, Nasdem ikut mendeklarasikan calon presiden. Partai besutan Surya Paloh itu mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Anies dipilih sebagai satu dari tiga bakal capres yang digadang-gadang Nasdem. Selain Anies, Nasdem semula juga menjagokan Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

“Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya adalah why not the best? (mengapa tidak yang terbaik?),” kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).

Meski mengusung Anies, Nasdem tak mewajibkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu bergabung menjadi kader partainya. Pinangan tersebut pun langsung diterima Anies.

“Kami siap calon presiden. Dengan mohon rida Allah dan seluruh kerendahan hati, kami terima demi bangsa Indonesia,” katanya.

Bersamaan dengan pengumuman pencapresan Anies, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.

Menurut PSI, kader PDI-P itu merupakan calon terbaik karena punya visi kebangsaan dan kebhinekaan yang sama dengan yang mereka perjuangkan.

“PSI juga melihat Mas Ganjar sebagai sosok paling pas untuk melanjutkan kerja-kerja yang selama ini sudah dilakukan Pak Jokowi dalam memajukan Indonesia,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, dalam konferensi pers daring, Senin (3/10/2022).

Grace menyebut, nama Ganjar terpilih melalui forum rembuk rakyat PSI yang sudah digelar sejak akhir Februari 2022.

Kendati mendeklarasikan nama Ganjar, PSI saat ini tak punya suara di DPR. Artinya, partai pimpinan Giring Ganesha itu tak bisa mengusung Ganjar atau siapa pun pada pilpres mendatang.

Adu elektabilitas

Nama Prabowo, Anies, dan Ganjar memang hampir selalu masuk dalam tiga besar tokoh dengan elektabilitas terbesar menurut survei banyak lembaga.

Survei Political Weather Station (PWS) yang dirilis Jumat (7/10/2022) misalnya, memperlihatkan bahwa nama Prabowo paling banyak dipilih responden (30,8 persen).

Menyusul kemudian nama Ganjar (18,8 persen) dan Anies yang tak terpaut jauh (17,5 persen).

Survei Indikator menunjukkan hasil yang berbeda. Dalam survei yang dirilis Minggu (2/10/2022), elektabilitas Ganjar disebut yang paling tinggi (29 persen).

Di posisi kedua ada nama Prabowo (19,6 persen), dan mengekor nama Anies (17,4 persen).

Serupa, survei Charta Politika yang dirilis Kamis (22/9/2022) juga memperlihatkan bahwa elektabilitas Ganjar menduduki urutan puncak (31,3 persen).

Dua nama setelahnya lagi-lagi Prabowo (24,4 persen) dan Anies (20,6 persen).

Sementara hasil jajak pendapat Lembaga Survei Jakarta (LSJ) yang dirilis Selasa (27/9/2022) menyebutkan, Prabowo peringkat satu tokoh dengan elektabilitas tertinggi (31,5 persen).

Sedangkan Ganjar di urutan kedua (20,8 persen), dan Anies di urutan ketiga (16,9 persen).

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam surveinya baru-baru ini mengungkapkan, sedianya suara PDI-P akan bertambah 15 persen jika mengusung Ganjar sebagai capres.

Sementara, jika partai banteng mengusung putri mahkota mereka, Puan Maharani, elektabilitas PDI-P disebut tak akan meningkat, tapi malah tergerus.

“Kalau dimasukan Ganjar, naik cukup tajam. Intinya, bukan soal persennya, Ganjar memperkuat PDI-P secara signifikan, persisnya,” kata pendiri SMRC, Saiful Mujani dikutip dalam tayangan Youtube SMRC TV, Kamis (29/9/2022).

Adapun survei Litbang Kompas pada 4-6 Oktober menunjukkan, deklarasi Anies Baswedan sebagai capres Nasdem memberikan efek elektoral ke partai yang dimotori Surya Paloh itu.

“Hasil jajak pendapat Kompas mencatat, sebagian besar responden (49,5 persen) meyakini apa yang dilakukan Nasdem dengan mendeklarasikan nama Anies sebagai bakal capresnya, misalnya, diyakini akan mampu menaikkan perolehan suara Nasdem pada Pemilu 2024,” kata peneliti Litbang Kompas, Rangga Eka Sakti dikutip Harian Kompas, Senin (10/10/2022).

Siapa menang?

Melihat situasi politik terkini, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi mengatakan, tingkat persepsi publik terhadap capres bergantung oleh cara pendekatan mereka ke calon pemilih.

Tiga nama yang telah dideklarasikan sebagai capres yakni Prabowo, Anies, dan Ganjar merupakan peraih elektabilitas terbesar versi survei sejumlah lembaga.

Dari tiga nama, menurut Ari, tingkat elektabilitas Prabowo sudah maksimal dan tidak bisa naik lagi. Malah, berpotensi turun.

“Mengapa bisa begitu? Prabowo dengan posisinya sebagai pejabat publik yaitu Menhan (Menteri Pertahanan), maka perfomance hanya tergantung kepada kiprahnya yang intens sebagai menteri dan Ketua Umum Gerindra,” kata Ari kepada Kompas.com, Senin (10/10/2022).

“Jejak rekamnya yang selalu gagal di pilpres-pilpres sebelumnya menjadi handicap (rintangan) bagi Prabowo,” tuturnya.

Sementara, kata Ari, elektabilitas Anies bisa saja naik jika partai yang mendukungnya bekerja secara tepat.

Nasdem sangat mungkin mengolah pencitraan Anies dan dukungan dari simpatisannya dengan maksimal. Jika berhasil, Nasdem pun bakal diuntungkan oleh pencalonan Anies.

“Akan tetapi elektabilitas Anies akan berpotensi menurun jika Nasdem gagal membantah dan mengolah isu Anies adalah toleran dengan praktik politik identitas,” ujar Ari.

Lain Prabowo dan Anies, lain lagi dengan Ganjar. Menurut Ari, Gubernur Jawa Tengah itu justru mendapat simpati publik dengan besarnya tekanan dari PDI-P kepadanya.

Oleh publik, Ganjar dianggap sebagai political victim alias korban politik karena “serangan-serangan” PDI-P ke dirinya.

Sebagaimana diketahui, politisi PDI-P itu kerap kali tidak diundang di acara partainya sendiri, hingga terang-terangan disebut kemajon (kelewatan) dan kemlinthi (congkak) oleh elite partai publik.

“Sehingga publik menaruh iba dan semakin jatuh hati dengan ketegaran Ganjar,” ucap Ari.

Dengan tekanan politik demikian besar, Ganjar sulit berkampanye di luar Jawa Tengah yang bukan merupakan wilayah kekuasaannya.

Namun begitu, Ari menyebut, keterbatasan itu justru dimanfaatkan Ganjar dengan memaksimalkan “berkampanye” di media sosial.

Ari yakin, dengan situasi politik demikian, nama Ganjar justru akan semakin melejit mendekati gelaran Pemilu 2024.

“Tingginya elektabilitas Ganjar di tengah hambatan dan tentangan dari partainya justru melejitkan dirinya daripada Prabowo atau Anies,” kata Ari.

“Saya berkeyakinan Ganjar adalah kuda hitam dalam pilpres mendatang,” tutur dosen Universitas Indonesia itu.

Sumber: Kompas

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *