Ribuan Orang Padati Balai Kota, Sambut Anies Baswedan dengan Air Mata Berharap jadi Presiden

Kedatangan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan disambut ribuan warga masyarakat, di Balai Kota DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Ahad (16/10/2022).
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat ramai dipadati ribuan warga masyarakat, Ahad (16/10/2022).

Tepat pukul 09.20 WIB, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tiba di Balai Kota DKI Jakarta untuk menyapa warga dalam acara tasyakuran akbar.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ribuan warga tumpah ruah. Mereka tidak henti-hentinya meneriaki ‘Anies Presiden’.

Anies yang datang dengan menggunakan sepeda pun mengurungkan niatnya untuk langsung datang menuju panggung utama yang berada di depan Pendopo Balai Kota DKI Jakarta.

Hal tersebut karena warga masyarakat yang sangat berantusias untuk dekat menghampiri Anies atau sekadar melihat wajahnya.

Jalanan tampak kurang bisa dikoordinasikan karena warga yang berkerumun, raut wajah Anies pun juga tampak bingung dan kelelahan karena mereka (masyarakat) enggan memberikan jalan untuk dirinya.

Beberapa PAMDAL pun juga kewalahan melindungi Anies dari antusiasme warga masyarakat.

Pantauan wartakotalive.com, warga masyarakat menyerukan sholawat sambil menunggu Anies keluar dari Pendopo Balai Kota DKI Jakarta menuju ke panggung utama.

Hingga berita ini dilaporkan, Anies masih berada di dalam pendopo dan warga masyarakat saling berkoordinasi memberikan jalan untuk Anies supaya bisa berjalan menuju panggung utama.

Diberitakan sebelumnya, Antusiasme warga DKI Jakarta untuk melepas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria makin bertambah.

Masyarakat yang memadati lingkungan Pendopo Balai Kota DKI Jakarta pun juga semakin banyak, jelang kedatangan Anies dan Ariza, Minggu (16/10/2022).

Mereka tampak membawa atribut ucapan terima kasih baik melalui media poster, sterofoam, pin baju, dan lain sebagainya.

Yang menarik perhatian adalah banner berukuran 25 meter dengan tulisan ucapan terima kasih karena telah membangun Jakarta terbentang tepat di depan Balai Kota DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

“Terima kasih dan Apresiasi Bapak Anies Baswedan Yang Telah Menjadikan Jakarta Maju Kotanya Bahagia Warganya,” tulis ucapan dalam banner tersebut.

Ketua Brigade GPMI Jakarta, Iyong mengatakan, pihaknya sengaja membuat banner raksasa itu agar terlihat oleh seluruh warga Jakarta yang hadir dalam acara pelepasan Anies dan Ariza.

“Panjangnya ini 25 meter kita buat untuk menyampaikan terimakasih kepada Pak Anies dan Pak Ariza,” ujar Iyong.

Pantauan wartakotalive.com, sekira pukul 08.20 WIB, ratusan masyarakat telah memadati baik di dalam maupun luar area Balai Kota DKI Jakarta.

Mereka datang baik secara pribadi, bersama dengan keluarga, bahkan ada beberapa organisasi masyarakat (ormas) yang turut memadati acara tasyakuran akbar tersebut.

Para warga tampak berfoto di booth Anies yang memang tersedia di samping Pendopo DKI Jakarta.

Senyum sumringah hingga tangis terlihat saat mereka mengabadikan momen tersebut, walau hanya melalui media booth foto.

Tidak hanya warga DKI Jakarta, warga masyarakat dari luar ibu kota pun tampak antusias untuk melepas Anies.

Suriman Setiadi (50) merupakan warga asal Tangerang yang datang ke Balai Kota DKI Jakarta untuk bertemu dengan Anies dan menghadiri acara tasyakuran akbar.

“Saya sudah berangkat sejak jam enam pagi. Memang ingin ketemu Gubernur Indonesia, bukan hanya DKI Jakarta ya. Karena banyak warga luar Jakarta yang datang ke sini,” ujar Suriman.

Suriman menjelaskan hal tersebut menandakan bahwa Anies dicintai tidak hanya oleh masyarakat DKI Jakarta, tetapi juga daerah-daerah di luar ibu kota.

Lebih lanjut ia berharap, Anies dapat melanjutkan perjuangannya di DKI Jakarta untuk Indonesia.

“Kerja bagus Pak Anies harus diteruskan sampai jadi presiden,” ujar pria yang kesehariannya bekerja di Bandara Soekarno-Hatta itu.

Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar acara tasyakuran akbar di Balai Kota DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (16/10/2022).

Acara tersebut dalam rangka melepas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria yang tepat pada hari ini melepas masa jabatan mereka.

 

NasDem bela Anies

Wasekjen DPP Nasdem Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis Hermawan Taslim buka suara terkait mundurnya sejumlah kader Nasdem usai pencalonan Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

Kata Hermawan Taslim, dicalonkannya Anies Baswedan sebagai Capres 2024 oleh Nasdem bukan tanpa pemilahan yang tidak jelas.

Menurut Hermawan Taslim, pihak Partai Nasdem sudah menyaring ketat tiga kandidat yang sempat diusung sebelumnya yakni Panglima TNI Andika Perkasa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Salah satu yang menjadi fokus Nasdem dari ketiga calon tersebut ialah terkait nasionalisme.

Menurut Nasdem, selama lima tahun Anies Baswedan memimpin DKI Jakarta tidak ada kebijakannya yang berpihak ke salah satu golongan.

Pun kebijakan Anies Baswedan di DKI Jakarta juga dianggap tidak merugikan pihak-pihak yang pro pluralisme seperti Niluh Djelantik dan Hermawan Taslim sendiri.

“Kita lihat selama 5 tahun apa kebijakan Anies yang berpihak ke satu golongan? tidak ada! apa kebijakan Anies ada yang merugikan orang-orang seperti kita yang pro pluralisme?” ujar Hermawan Taslim dikutip Youtube Tribunnews.com pada Selasa (11/10/2022).

Menurut Hermawan Taslim, pihak Nasdem membaca poin perpoin tentang Anies Baswedan, Andika Perkasa, ataupun Ganjar Pranowo.

Menurutnya, Anies Baswedan lah yang memiliki rekam jejak yang cocok untuk menjadi Capres 2024 yang diusung oleh Nasdem.

Oleh karena itu, Hermawan Taslim pun meminta kader Nasdem yang kecewa dengan keputusan tersebut agar tidak tersandra oleh masa lalu.

“Kami tidak beli kucing dalam karung, semua data ada mulai dari A.R Baswedan, mama papanya yang rektor, kami kuliti semua, banyak referensi kita baca, tapi pada saatnya kita harus memilih dan kita tidak boleh tersandra oleh masa lalu,” pesannya.

Diketahui Nadem alami konflik internal usai ditetapkannya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Capres 2024 oleh partai tersebut.

Sejumlah kader seperti Niluh Djelantik bahkan memutuskan mundur usai penetapan Capres 2024 oleh Nasdem.

Alasannya, lantaran Anies Baswedan dianggap salah satu pihak yang bertanggung jawab atas polarisasi agama di Pilkada DKI 2017 lalu.

Sumber: wartakota

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *