Dengan santainya, Abu nawas meminta kawannya itu untuk menjual semua hewan ternak tersebut.
“Bagaimana rasanya sekarang?” tanya Abu Nawas saat kawannya datang lagi setelah menjual hewan-hewannya.
“Aku merasa sangat bahagia, bisa bernapas lega dan rumahku menjadi lebih luas lagi rasanya.”
Cerita itulah yang kemudian menjadikan Ferry Irwandi tercerahkan saat dirinya “kacau”, meski kehidupannya secara finansial baik-baik saja.
Bahkan ia sempat merasakan dunia tidak adil dan di saat itulah ia mengingat cerita Abu Nawas itu. Ferry mulai merasa ada yang salah dan coba mengubah kehidupannya dengan berusaha hidup lebih Bahagia.
Ternyata, kebahagiaan itu datang lewat banyak pintu dan itu terjadi justru di saat ia menerima kenyataan serta kekurangan dirinya.
“Kebahagiaan itu bukan apa yang kita lakukan, apa yang telah dicapai, apa yang telah diberikan. Tapi kebahagiaan itu tentang apa yang kita rasakan. Bahagia itu sederhana yang rumit adalah penafsirannya.”tutur Ferry Irwandi menutup Vlog-nya.
Dan kisah Abu Nawas itu juga mungkin sudah mengubah karakter dan pribadi banyak orang menjadi lebih baik lagi.***