Teks Amanat Ketum PBNU pada Hari Santri 2022

Teks Amanat Ketum PBNU pada Hari Santri 2022
Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Foto/ilustrasi: ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id Dalam momentum Hari Santri 2022, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Apel Hari Santri yang akan dipusatkan di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur pada 22 Oktober 2022. Pada apel yang direncanakan akan dihadiri oleh 5 ribu peserta tersebut, Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf akan memberikan amanat.

Beberapa poin penting dalam sambutan tersebut di antaranya tentang pengakuan pemerintah terhadap andil besar para kiai dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Selain itu ditekankan juga bahwa hari santri adalah milik bersama seluruh elemen bangsa.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hari Santri harus benar-benar dipahami, dihayati, dan ditegakkan sebagai harinya seluruh bangsa Indonesia tanpa terkecuali, untuk mensyukuri “Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa” yang telah mengaruniakan kepada bangsa ini generasi pahlawan paripurna yang berhasil menyempurnakan kelahiran Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Merdeka,” demikian bunyi sambutan Ketum PBNU yang disosialisasikan pada pertemuan PBNU, PWNU, dan PCNU seluruh Indonesia yang digelar secara virtual pada Rabu (19/10/2022).

Berikut selengkapnya Amanat Ketua Umum PBNU dalam Apel Nasional Hari Santri 2022 (Sabtu, 22 Oktober 2022)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والشكر لله، والصلاة والسلام على رسول الله، سيدنا ومولانا محمد ابن عبد الله، وعلى اله وصحبه ومن والاه، و لا حول ولا قوة إلا بالله. اما بعد:

  • Yang Mulia, Rais Aam PBNU, beserta jajaran Pengurus Syuriyah PBNU
  • Segenap Pengurus Tanfidziyah PBNU
  • Jajaran Pengurus Syuriah dan Tanfldziyah PWNU se-Indonesia
  • Jajaran Pengurus Syuriah dan Tanfldziyah PCNU se-lndonesia, serta PCI-NU di berbagai negara
  • Warga Nahdliyin di manapun berada, serta semua peserta apel yang sama-sama mencintai Indonesia;

Bertepatan dengan Peringatan 70 Tahun Resolusi Jihad, Pemerintah memberikan pengakuan peran penting perjuangan para ulama dengan menjadikan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Apresiasi ini disampaikan di Masjid Istiqlal yang dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tertanggal 15 Oktober2015.

Tentu, penetapan dari Pemerintah Indonesia ini patut disyukuri sebagai momentum untuk mengenang dan menghormati jasa perjuangan para pahlawan, seperti KH. Muhammad Hasyim Asy‘ari, KH. Ahmad Dahlan. H.O.S Cokroaminoto, Tengku Fakinah, Maria Josephine Walanda Maramis, dan masih banyak pahlawan Iainnya yang turut berjuang sejak zaman pra revolusi kemerdekaan.

Merujuk sejarahnya, lahirnya Hari Santri Nasional bersumber pada fatwa KH. Muhammad Hasyim Asy’ari. Sebelum fatwa itu lahir, para ulama pesantren Jawa-Madura menggelar rapat di Kantor PBNU Jalan Bubutan, Surabaya, tanggal 21-22 Oktober 1945. Hasilnya, 2 keputusan yang berhasil menggerakkan rakyat melawan penjajahan:

  1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan dan agama dan negara Indonesia terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangannya;
  2. Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat “sabilillah” untuk tegaknya Negara Republik Indonesia dan agama Islam.

Kita kenal, fatwa atau keputusan itu dengan nama “Resolusi Jihad”.

Selain itu, beberapa peristiwa yang membutuhkan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Antara Iain, peristiwa perebutan senjata tentara Jepang pada 23 September 1945 yang pada akhirnya membawa Presiden Soekarno melalui utusannya berkonsultasi kepada Kiai Hasyim Asy’ari, yang dinilai memiliki pengaruh di hadapan para ulama.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *