Tantangan Santri Masa Kini

Tantangan Santri Masa Kini
Santri Masa Kini. Foto/ilustrasi: ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Orang-orang pesantren harus menyadari bahwa di era sekarang ini, hampir tidak ada yang bisa dirahasiakan. Apa yang terjadi di dalam lingkungan pesantren, terutama yang berbau negatif, berpeluang sangat mudah tersebar keluar. Kita tidak usah menuduh ada orang lain punya agenda buruk terhadap pesantren. Tetapi kitalah yang harus lebih dulu menjaga nama baik pesantren. Jika pesantren memang baik, tentu tidak mudah bagi orang lain untuk menjelekkannya. Sebaliknya, jika pesantren ada aib, tentu orang luar akan mudah menyebarkan aib tersebut.

Adapun tantangan eksternal santri masa kini adalah kondisi masyarakat di era kecanggihan teknologi informasi saat ini. Di era sekarang ini ada kecenderungan kian banyak orang suka melakukan kebohongan. Suka menyebar berita hoaks di media sosial (medsos). Mungkin sekadar bikin sensasi. Tetapi itu bisa menyesatkan orang lain.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Santri, tentu tidak boleh melakukan hal seperti itu. Santri harus punya sikap, jangan mau menjadi korban berita hoaks. Juga, jangan mau menjadi pembuat dan penyebar berita-berita hoaks. Ibarat narkoba, santri jangan menjadi produsennya. Juga jangan menjadi pengedarnya. Menjadi pemakainya pun jangan. Jangan meniru oknum-oknum di luar sana. Ada yang tugasnya mencegah perdagangan narkoba. Tapi mereka justru berdagang narkoba. Ampun, ampuunnn…

Contoh berita-berita yang hoaks. Pada saat banyak hujan dan banjir beberapa hari terakhir ini, ada yang mengeshare sebuah jembatan putus diterjang banjir. Ternyata, berita video itu hoaks. Jembatan itu putus sudah sekian tahun lalu, bukan saat ini. Dan, lokasinya pun tidak seperti yang ditulis di medsos itu.

Santri selain harus antihoaks, juga harus antriujaran kebencian yang saat ini kian marak. Juga, antiujaran kotor. Biasanya, ujaran kebencian atau ujaran kotor keluar dari orang-orang yang intoleran. Kurang bisa bertoleransi. Akibatnya, mereka memandang orang lain yang berbeda pandangan sebagai orang salah dan sesat. Mereka menganggap hanya diri mereka yang benar. Akibatnya, mereka menyebut orang lain dengan sebutan merendahkan.

Antihoaks, antiujaran kebencian, dan antikata kotor adalah bagian dari menjaga martabat kemanusiaan. Sebaliknya, menyebarkan sesuatu yang hoaks, menggunakan ujaran kebencian dan merendahkan, itu bagian dari melecehkan martabat kemanusiaan.

Kaum santri tentu berkewajiban melakukan amar makruf dan nahi munkar. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran adalah bagian dari menjaga martabat kemanusiaan. Sebaliknya, melakukan kemunkaran, termasuk membiarkan banyak kemunkaran adalah bagian dari merendahkan martabat kemanusiaan.

Semoga, dengan semangat memperingati Hari Santri, kaum santri mampu meningkatkan kontribusinya untuk perbaikan kondisi negeri ini.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *