Propaganda Anti Politik Identitas dan Islamphobia

Propaganda Anti Politik Identitas dan Islamphobia
Dr. Ahmad Yani, SH. MH., Ketua Umum Partai Masyumi. Foto: detik
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Atas dasar identitas Islam itu, ulama-ulama mengeluarkan Resolusi Jihad oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari (22 Oktober 1945). Hanya dengan kekuatan Islam sebagai kekuatan mayoritas itulah republik merdeka dan dipertahankan.

Karena itu, Saya meyakini, bahwa tidak ada sedikitpun noktah dalam pikiran umat Islam untuk melakukan diskriminasi terhadap etnis, suku, agama dan golongan. Sedari awal Islam berjuang untuk Negara Kesatuan, dan tidak akan mungkin merusak itu apapun alasannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Maka, hentikan tuduhan bahwa umat Islam atau politik Islam menggunakan politik identitas dengan niat memecah belah, karena itu fitnah keji bagi umat Islam. Umat Islam telah berpendirian, bahwa NKRI adalah kesepakatan bersama, tanpa berniat untuk merubahnya.

Sanggahan Untuk Penganjur Politik Identitas

Penganjur narasi Politik Identitas seperti Hasto Kristianto telah menyulutkan api ketakutan dan phobia terhadap kelompok tertentu. Dalam pidatonya disekolah Partainya, Hasto menggelorakan Semangat Sumpah Pemuda, “demi menjaga identitas para kader partainya ditengah situasi politik yang cenderung mengarah pada praktik-praktik politik identitas” (viva.co.id, 28/10/2022)

Disatu sisi dia ingin mempertahankan Identitas partainya dengan menggelorakan perlawanan terhadap identitas politik kelompok lain. Dari perkataan Hasto dapat kita tangkap bahwa merekalah yang menggunakan politik Identitas untuk menyerang Identitas kelompok lain dengan cara mengkambinghitamkan kekuatan politik lain.

Dapat dikatakan, sejauh ini, kelompok Islam tidak pernah menggunakan politik Identitas untuk memusuhi kelompok lain. Umat Islam tidak pernah menjadikan politik Identitas untuk memecah belah bangsa ini, justru intergrasi bangsa terwujud dengan semangat identitas keIslaman dan keIndonesia yang menyatu dalam satu tarikan nafas , dengan cita-cita yang sama yaitu bangsa yang merdeka dan berdaulat bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Karena itu, setelah membaca pernyataan dari mereka yang anti politik identitas, saya dapat mengerti bahwa mereka berpolitik dengan Identitas, tetapi dengan cara yang kurang beradab, yaitu menyerang Identitas kelompok lainnya, kemudian memfitnahnya sebagai pemecah belah.

Selain Hasto, Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut partainya menolak politik identitas saat perhelatan Pemilu 2024 mendatang (Tribunnews.com, 21/10/2022). Dengan nada yang hampir sama, penolakan akan politik Identitas ini memiliki motif, yaitu ketakutan akan menyatunya kekuatan Islam.

Kalau kekuatan Islam menyatu maka pemilu 2024, bukan tidak mungkin dimenangkan oleh umat Islam. Nah untuk memecah kekuatan Islam itu, mereka memainkan narasi politik Identitas dengan nada yang memojokkan.

Tetapi yang agak mengecewakan ketika elit-elit Islam ikut memframing narasi politik identitas ini. Seperti Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyerukan agar politik identitas tidak lagi dimainkan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. “Kita sudah sepakat tidak menggunakan politik identitas di dalam Pemilu nanti 2024,” kata Ma’ruf di Serang, Jumat (28/10/2022).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *