Hikmah Pagi: Bahaya Riya

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Sebab-sebab yang menjerumuskan manusia ke lembah riya’ ada beberapa hal. Pokok pangkal riya’ adalah kecintaan kepada pangkat dan kedudukan. Jika hal ini dirinci, maka dpt dikembalikan kepada tiga sebab pokok, yaitu:
– Pertama: Senang menikmati pujian dan sanjungan.
– Kedua: Menghindari atau takut celaan manusia.
– Ketiga: Tamak (sangat menginginkan) terhadap apa yg ada pada orang lain.

MACAM-MACAM RIYA’
1. Riya’ yg berasal dari badan, seperti memperlihatkan bentuk tubuh yg kurus dan pucat agar tampak telah berusaha sedemikian rupa dalam beribadah dan takut pada akhirat.
2. Riya’ yg berasal dari pakaian dan gaya, seperti menundukkan kepala ketika berjalan, sengaja membiarkan bekas sujud di wajah, memakai pakaian tebal, mengenakan kain wol, menggulung lengan baju dan memendekkannya serta sengaja berpakaian lusuh (agar dianggap ahli ibadah).
3. Riya’ dengan perkataan, seperti dalam hal memberi nasihat, peringatan, menghapal kisah-kisah terdahulu dan atsar dengan maksud untuk berdebat atau memperlihatkan kedalaman ilmunya dan perhatiannya terhadap keadaan para salaf.
4. Riya’ dengan perbuatan, seperti riya’ yg dilakukan orang yg shalat dengan memanjangkan bacaan saat berdiri, memanjangkan ruku’ dan sujud atau menampakkan kekhusyuan atau yang lainnya.
5. Riya’ dengan teman atau orang-orang yang berkunjung kepadanya, seperti seseorang memaksakan dirinya supaya dikunjungi oleh ulama atau ahli ibadah ke rumahnya, agar dikatakan “si fulan telah dikunjungi ulama dan banyak ulama yg sering datang ke rumahnya”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

CIRI-CIRI DAN TANDA-TANDA RIYA’

Riya’ mempunyai ciri dan tanda-tanda sebagaimana kata Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu , bhw orang yang berlaku riya’ memiliki tiga ciri, yaitu : dia menjadi pemalas apabila sendirian, dia menjadi giat jika berada di tengah-tengah orang banyak, dia menambah kegiatan kerjanya jika dipuji dan berkurang jika diejek.
Tanda yg paling jelas ialah merasa senang jika ada orang yang melihat ketaatannya. Andaikan orang tidak melihatnya, dia tidak merasa senang. Dari sini diketahui, bahwa riya’ itu tersembunyi di dalam hati, seperti api yg tersembunyi di dalam batu. Jika orang melihatnya, maka menimbulkan kesenangan. Dan kesenangan ini bergerak dengan gerakan yang sangat halus, lalu membangkitkannya untuk menampakkan amalnya. Bahkan ia berusaha agar amalnya itu diketahui, baik secara sendirian atau terang-terangan.

JEBAKAN DAN PERINGATAN
Terkadang, seorang hamba bersungguh-sungguh untuk membersihkan diri dari riya’, namun ia terjebak dan tergelincir di dalamnya, sehingga ia meninggalkan amal karena takut riya’.

Jika seorang hamba meninggalkan amal yang baik dengan maksud supaya terhindar dari riya’, maka tidak ragu lagi, bahwa sikap ini adalah sikap yg salah dalam menghadapi riya’.

Fudhail bin Iyadh menjelaskan, meninggalkan amal karena manusia adalah riya’, sedangkan beramal karena manusia adalah syirik. Ikhlas itu adalah Allah menyelamatkan kita dari keduanya.

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan: “Perkataan Fudhail bahwa orang yg meninggalkan amal karena manusia adalah riya’, sebab ia melakukannya karena manusia. Adapun kalau meninggalkan amal karena ingin melakukannya di saat sepi atau sendirian, maka diperbolehkan dan ini sunnah, kecuali dalam perkara yg wajib, seperti shalat wajib lima waktu atau zakat, atau ia seorang alim yg menjadi panutan dalam ibadah, maka menampakkannya adalah afdhal (utama).”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, ”Barangsiapa melakukan amal rutin yg disyariatkan, seperti shalat Dhuha, qiyamul lail (shalat tahajud), maka hendaklah dia tetap melakukannya dan tidak seyogyanya ia meninggalkan kebiasaan itu hanya karena berada di tengah-tengah manusia. Hanya Allah-lah yang mengetahui rahasia hatinya, bahwa ia melaksanakannya karena Allah dan ia ber-sungguh-sungguh berusaha agar selamat dari riya’ dan dari hal-hal yang merusak keikhlasan,” kemudian beliau membawakan perkataan Fudhail bin Iyadh seperti di atas”.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *