Optimis Indonesia Makin Jauh Dari Resesi, Ini Bukti Terbaru!

Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Dunia boleh terancam resesi di 2023, tetapi Indonesia hampir pasti tidak akan mengalaminya jika melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan. Data terbaru dari sektor manufaktur Indonesia menguatkan proyeksi Indonesia jauh dari kata resesi.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menuturkan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 4-5% pada tahun depan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Kita punya optimisme, ekonomi kita masih akan terus tubuh, di tengah negara maju bayak yang sudah mengatakan kita siap masuk resesi. Di regional mungkin Indonesia termasuk sedikit negara yg tumbuh pada kisaran 4-5%,” paparnya dalam acara GNPIP, Senin (31/10/2022).

Jika mengacu pada ramalan Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia sendiri masih berpeluang tumbuh 5,3% tahun ini dan sedikit melambat menjadi 5% pada tahun depan. Pertumbuhan ini jauh di atas China dan AS.

China diperkirakan mengalami tumbuh 3,2% pada 2022 dan sedikit meningkat sebesar 4,4% pada 2023.

Sementara itu, AS akan tumbuh 1,6% pada 2022 dan kemudian turun menjadi 1% pada 2023.

Salah satu yang mendukung proyeksi tersebut adalah sektor manufaktur Indonesia yang terus menunjukkan ekspansi. Industri pengolahan merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar berdasarkan lapangan usaha, kontribusinya hampir 18% di kuartal II-2022.

S&P Global pada Selasa (1/11/2022) pagi melaporkan purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia tumbuh 51,8 pada Oktober. Meski turun cukup dalam dari bulan sebelumnya 53,7 tetapi masih berada di atas 50.

Angka di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya adalah kontraksi.

Jika dilihat lebih detail, laporan S&P global menyatakan tingkat keyakinan bisnis naik ke level tertinggi sejak Maret. Hal ini tentunya menjadi kabar yang sangat bagus di tengah isu resesi dunia, nilai tukar rupiah yang terpuruk dan Bank Indonesia (BI) yang terus mengerek suku bunga acuannya dalam 3 bulan beruntun sebesar 125 basis poin menjadi 4,75%.

Saat suku bunga acuan naik, berisiko menghambat ekspansi dunia usaha, sebab suku bunga kredit, baik investasi maupun modal kerja, akan mengalami kenaikan.

Kenaikan tingkat keyakinan bisnis dalam kondisi tersebut memberikan harapan ekspansi sektor manufaktur akan terus berlanjut.

“Tingkat keyakinan usaha manufaktur terus menunjukkan peningkatan hingga mencapai level tertinggi sejak Maret. Perusahaan berharap kondisi ekonomi akan membaik yang bisa mendorong penjualan. Selain itu, dunia usaha juga terus menambah input dan merekrut tenaga kerja di awal kuartal IV-2022 yang merefleksikan ekspektasi positif terkait output ke depannya,” kata Jingyi Pan, Economic Associate Director di S&P Global Market Intelligence, dalam rilis hari ini.

Perekrutan tenaga kerja memang terus dilakukan, tetapi berada di level terendah sejak Mei. Sementara itu tekanan inflasi dilaporkan mereda. Hal ini tentunya menjadi kabar baik.

Kenaikan harga memang masih terjadi, tetapi sudah melandai ketimbang September.

Sumber: cnbcindonesia

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *