Cerita Tiga Pemimpin Dunia dan Takdir Anies Baswedan

Cerita Tiga Pemimpin Dunia dan Takdir Anies Baswedan
Cerita Tiga Pemimpin Dunia dan Takdir Anies Baswedan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Namun, alih-alih meniru Konstantin IX yang turun ke gelangang bertarung secara jantan melawan pasukan Mehmet sang penakluk, apa yang terjadi justeru tontonan yang sangat tidak berkelas.

“Sembrono” dan “jam terbang” adalah dua ungkapan yang seharusnya tidak dialamatkan kepada NasDem dan Anies, karena Jokowi pun ketika dicalonkan berurusan dengan dua ungkapan itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kalaulah ia sadar tentang pencalonanya pada Pilpres 2014 yang dilakukan oleh PDI Perjuangan dan Partai Nasdem, ia tidak akan pernah menggunakan ungkapan itu. Salah satu sebab Capres PDI Perjuangan 2014 menjadi tidak sembrono dan menggelegar adalah kehadiran Surya Paloh dengan NasDemnya pada waktu itu.

Menggunakan ungkapan sembrono untuk keputusan Nasdem mencalonkan Anies untuk Capres 2024, juga jelas sekali sangat emosional. Karena 3 dari 4 Pilpres yang menang adalah pasangan yang salah satu “a few first” promotornya adalah Surya Paloh. Dua di antaranya membuat Jokowi menang.

Kalaulah jam terbang Anies yang diragukan, seharusnya Jokowi juga harus ingat bahwa rekam jejaknya sebelum menjadi Capres juga tak lebih hebat, untuk tidak mengatakan dibawah jam terbang Anies.

Prestasi Jokowi tujuh tahun sebagai Wali Kota Solo dengan penduduk sekitar setengah juta pada tahun 2010, lima kecamatan, 51 kelurahan, dengan luas 44,1 kilometer persegi, bukanlah sesuatu yang amat luar biasa.

Ditambah dengan pengalamannya memimpin Jakarta selama 2 tahun, untuk kemudian maju sebagai Capres pada 2014 juga tak memberikan nilai lebih kepadanya untuk layak menyebut Anies tak cukup jam terbangnya sebagai Calon Presiden.

Siapapun yang membaca riwayat hidup Anies, berikut dengan prestasinya semenjak siswa sampai menjadi Gubenur DKI pasti akan tertawa ngakak mendengar narasi jam terbang versi Presiden Jokowi. Tanpa harus merunut capaian akademik yang didapatkannya, semua orang tahu kapasitas intelektualnya yang kadang tampak seperti “polymath”-cakupan luas.

Berbagai posisi, dari Rektor Paramadina, intelektual publik yang teruji integritasnya, Mendiknas, dan Gubenur DKI yang paling “dianiaya”, semua orang tahu siapa Anies yang sebenarnya.

Itu belum lagi dengan prediksi dan pengakuan lembaga internasional yang sangat imparsial baik sebelum dan selama menjadi Gubernur DKI. Mungkin Anies rendah jam terbangnya dibandingkan dengan banyak orang lain, tetapi tidak dengan orang yang memberinya label itu.

Penyakit Jin Ping, Putin, dan Trump memang menjalar ke Indonesia, namun wabah itu masih teratasi, paling kurang untuk saat ini. Walaupun hari ini Megawati dan Surya Paloh berbeda, kedua merekalah yang berjasa memberikan vaksin itu ke DPR-RI.

Kalau saja satu di antara mereka lalai atau terbawa arus, maka skor akhir sudah menjadi 3-1. Ibarat Omicron, kini gejala itu tampak lagi sangat kentara. Kali ini Paloh dan Megawati berbeda gerbong. Perjalanan menuju Pilpres masih panjang.

Semua pemain perlu booster, dan mungkin Paloh sepertinya sudah mendapatkannya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *