Melainkan bodoh dalam pemahaman yang berakar dari sifat cinta akan nilai ketuhanan, kesadaran bertauhid yang tidak berusaha ikut mengatur segala sesuatu yang sudah ditentukan Tuhan.
“Kita harus terima qada dan qadar, pokoknya hidup di dunia itu harus bahagia, kalau belum bisa, ya dipaksa bisa,” jelas Gus Baha, seraya menerjemahkan maksud dari rasa iri Mbah Moen kepada orang bodoh.
“Karena kalau terus menerus sedih dan tidak bahagia, lambat laun kita akan menjadi orang yang tidak ridha dengan ketentuan Tuhan, yakinlah bahwa segala yang ditetapkan Tuhan pasti lebih baik dari bayangan manusia.” tutup Gus Baha, murid Mbah Moen. ***