Daftar Donatur Palestina
“Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?,” tanya orang kedua tersebut.
“Nah kalau tidak percaya hitung saja rambut yang ada di keledai ini, nanti saudara akan tahu kebenarannya,” jawab Abu Nawas.
“Itu sih bodoh, akal-akalan saja, bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai,” sanggah orang sok bijak kedua.
“Nah kalau aku bodoh berarti saudara juga bodoh. Bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit,” kata Abu Nawas.
Mendengar jawaban itu, si orang sok bijak kedua pun tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Hingga kesempatan orang sok bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara yang lain untuk bertanya.
“Tampaknya saudara tahu banyak tentang keledai coba saudara katakan kepadaku berapa jumlah bulu yang ada di ekor keledai itu?,” tanyanya dengan ketus.
“Aku tahu jumlahnya, jumlah bulu yang ada di ekor keledai ku ini sama dengan jumlah rambut yang ada di janggut saudara,” jawab Abu Nawas dengan santainya.
“Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?,” tanya si orang sok bijak ketiga lagi.
“Oh itu mudah saja. Begini, saudara mencabut sehelai bulu dari ekor keledaiku kemudian saya akan mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah kalau sama maka yang aku katakan adalah benar. Kalau tidak berarti saya keliru,” jawab Abu Nawas.
Tentu saja orang ketiga itu tak mau menerima cara menghitung yang dijelaskan Abu Nawas.
Kemudian orang-orang desa menyatakan bahwa ternyata Abu Nawas adalah orang yang paling bijak di antara orang bijak tersebut.
Itulah kisah cara Abu Nawas dalam menghadapi orang sombong yang banyak drama itu. Semoga bermanfaat.***
