Menghapus Prestasi Anies, Ibarat Menghapus Bintang di Langit

Menghapus Prestasi Anies
Ady Amar, Kolumnis
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta pun mendapat penghargaan sebagai kota ramah sepeda se-Indonesia. Itu bagian dari target yang dicanangkan Jakarta dalam penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 30% pada tahun 2030. Sekaligus penurunan emisi gas rumah kaca itu bisa diterima langsung sebesar 50%. Diharap Jakarta nantinya bisa net zero emissien di tahun 2050.

Pengguna sepeda dibangunkan ruas jalan tidak kurang dari103 km. Pembangunan ruas sepeda itu seperti tidak mungkin bisa dilakukan di Jakarta, mengingat kepadatan lalu lintasnya. Tapi Anies mampu mewujudkan, itu seperti mimpi jadi nyata. Memanjakan pengguna sepeda, meski hanya sebatas sarana berolahraga di akhir pekan, dan lebih-lebih lagi pada mereka yang beraktivitas menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Revitalisasi dan dibangunnya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO)–14 JPO baru dibangun–dengan jumlah tidak sedikit. Bukan sekadar sarana penyeberangan orang saja, tapi menghadirkan jembatan penyeberangan yang tampil mempesona, memperindah kota Jakarta. Gemerlap lampu berpendaran jadi penghias kota, yang seperti terus menggeliat dengan dinamikanya. Tidak perlu disebutkan JPO apa saja yang dibangun dan direvitalisasi Anies selama menjabat sebagai gubernur. Jejaknya bisa dilihat, dan dihitung satu persatu jika berkehendak. Tapi sayang lampu-lampu berpendaran di JPO, setelah Anies purna tugas, tampak dibuat minim. Dibuat biasa-biasa saja. JPO itu dibuat tidak instagramable lagi.

Tak bokeh ketinggalan bisa disebut di sini, Anies dan Pemprov DKI menghadirkan penataan pemukiman di 5 lokasi Kampung Susun. Terdiri dari 12 blok, atau 472 unit. Hadir juga hunian vertikal dengan DP Nol Rupiah, terdiri dari 6 tower, atau 2.332 unit. Dan pembangunan Rusunawa yang berada di 12 lokasi (33 tower), atau terdiri dari 7.421 unit.

Pembangunan di Jakarta yang dihadirkan Anies selalu bersandar pada sila ke-5 Pancasila: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya, pembangunan tidak hanya diperuntukan dan menguntungkan kelompok tertentu saja. Semua warga Jakarta memiliki hak yang sama atas pembangunan yang ada.

Terakhir bolehlah disebut, dihadirkannya Jakarta International Stadium (JIS). Stadion megah bertaraf internasional sebagai markaz tim sepak bola Persija. Meski stadion itu belum dioperasionalkan semestinya–ada tangan PSSI dan tangan raksasa lain di baliknya menghalangi stadion itu bisa digunakan dengan alasan yang diadakan dibuat-buat. Tidak lain karena JIS karya Anies Baswedan, yang coba dinafikan.

Pada waktunya pastilah stadion itu akan dipakai juga, namanya bisa jadi akan dirubah dengan nama lain, upaya keras yang lain menghapus karya monumental yang ditinggalkan Anies–seperti juga Gelora Bung Karno (dahulu Gelora Senayan) warisan yang ditinggalkan Ir. Soekarno, itu mustahil dihilangkan dari jejaknya. JIS, atau apapun nama nantinya yang dipakai, tidak mungkin bisa menghilangkan nama Anies Baswedan di sana. Ada jejak paten di sana yang mustahil dihapus.

Beragam karya yang ditinggalkan Anies, itu terdokumentasi dengan baik. Jejaknya mudah didapat. Maka menghapusnya, itu perbuatan sia-sia, pastilah kerja ugal-ugalan–merugikan hak-hak masyarakat. Selaku Pj. Gubernur DKI, Heru Budi Hartono, mestinya berpikir baik dan positif. Menjaga warisan kebaikan yang ditinggalkan gubernur sebelumnya. Semua mata warga se-republik, bukan cuma warga Jakarta menyorotnya.

banner 800x800