Muhammadiyah Dituntut Mampu Membaca Tanda-Tanda Zaman

Muhammadiyah Membaca Tanda-Tanda Zaman
Muktamar Muhammadiyah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Mitsuo Nakamura, antropolog yang intens meneliti Muhammadiyah, mengingatkan pentingnya ormas ini menjaga pemikiran independen guna menjawab tantangan besar setelah melewati seabad lebih usianya. Perlu pemikiran dan energi besar untuk menjawab tantangan zaman.

Setelah memberikan kontribusi penting pada tiga sektor utama serta menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Muhammadiyah yang memasuki abad kedua perjuangannya, dituntut memberikan sumbangsih sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Cendekiawan Muhammadiyah Amin Abdullah menekankan pentingnya melakukan tajdid atau pembaruan pemikiran di internal persyarikatan ini karena ia melihat sekarang ini mutu pemikiran alumni universitas perlu ditingkatkan.

Muhammadiyah yang dalam perjalanan sejarahnya kental dengan spirit tajdid tidak boleh terlena atau malah asyik hanya menggarap tiga sektor; pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial. Para pemikir di ormas ini sudah selayaknya merumuskan pemikiran-pemikiran baru dan autentik sesuai dengan kebutuhan zaman.

Penerimaan Muhammadiyah terhadap Negara Pancasila sebagai darul ahdi wasy-syahadah atau negara kesepakatan dari perjanjian yang disepakati, harus diterjemahkan dalam tataran praksis yang memperkuat NKRI dan menjadi bagian dari membangun peradaban dunia.

Etalase besar

Muhammadiyah yang memberi ruang lebar pemikiran-pemikiran baru, meminjam rekomendasi Amin Abdullah, bisa mengambil spirit puritanisme sebagai peneguhan sikap toleransi nol terhadap segala bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jadi, segala harta yang diperoleh seseorang harus steril dari anasir korupsi.

Praktik korupsi di segala lini pada bangsa ini masih menjadi penyakit berbahaya bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Aparat penegak hukum, mulai dari polisi, jaksa, hingga hakim yang seharusnya menjadi alat penting mengikis habis praktik korupsi, sebagian aparatnya malah menjadi pelaku.

Muhammadiyah yang memiliki puluhan juta kader dan simpatisan serta belasan ribu amal usaha bisa menjadi etalase besar bangsa ini bagaimana seharusnya nilai-nilai keimanan dan keislaman menjadi panduan untuk menolak segala bentuk rasuah dan sesuatu yang bukan haknya.

Sumbangsih pemikiran Muhammadiyah juga masih terus ditunggu dalam menguatkan fondasi dan bangunan bangsa yang beragam bernama Indonesia. Keberagamaan umat harus kian mendekatkan dengan pemeluk agama lainnya karena irisan kesamaan masing-masing agama sungguh sangat besar dibandingkan dengan perbedaannya.

Kemampuan merawat keberagaman sebuah bangsa seperti Indonesia menjadi modal penting dalam menatap masa depan bangsa.

Bangsa Indonesia layak menunggu pemikiran-pemikiran baru, relevan, dan kontekstual yang akan dihasilkan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah di Surakarta pada November 2022.

banner 800x800