Hajinews.id – Secara tak terduga, sang Pangeran yang menjadi putra mahkota Raja Harun Ar Rasyid jatuh sakit. Sudah banyak sekali dokter (tabib) yang datang untuk mencoba mengobatinya.
Tapi tidak seorang pun mampu menyembuhkannya. Hingga akhirnya, Raja Harun Ar Rasyid mengadakan sayembara untuk seluruh lapisan masyarakat. Tidak terkecuali penduduk daerah tetangga.
Sayembara yang berhadiah menjanjikan itu dalam beberapa hari berhasil mendatangkan ratusan peserta. Akan tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil menyembuhkan sang putra mahkota. Sebagai sahabat dekat, Abu Nawas menawarkan diri untuk mencoba menolong putra mahkota.
Baginda Raja menerima usulan tersebut dengan penuh harapan. Abu Nawas sendiri menyadari bahwa dirinya bukanlah seorang dokter. Maka dia tidak membawa peralatan apapun.
Para dokter yang berada di istana tercengang melihat kedatangan Abu Nawas yang tidak membawa peralatan apapun. Mereka pun saling berbisik.
“Mungkinkah Abu Nawas bisa menyembuhkan penyakit sang Pangeran? Sedangkan para tabib yang peralatannya lengkap saja tidak mampu. Bahkan penyakitnya tidak bisa diketahui,” ujar salah seorang dokter.
Abu Nawas pun dipersilahkan memasuki kamar Pangeran, dia melihat Pangeran yang sedang terbaring. Abu Nawas duduk di samping Pangeran.
“Aku membutuhkan seorang tua yang semasa mudanya sering mengembara ke pelosok negeri,” ujar Abu Nawas.
Orang tua yang diinginkan Abu Nawas pun didatangkan.
“Sebutkan satu persatu nama-nama daerah yang ada di Selatan,” pinta Abu Nawas kepada orang tua itu.
Ketika orang tua itu menyebutkan nama-nama daerah di bagian selatan, Abu Nawas menempelkan telinganya ke dada Pangeran. Kemudian Abu Nawas memerintahkan menyebutkan daerah bagian utara, barat dan timur. Setelah semuanya sudah disebutkan. Abu Nawas mohon untuk diizinkan mengunjungi desa di bagian utara. Mendengar hal tersebut Raja merasa heran.
“Kamu kesini saya undang bukan untuk bertamasya,” ujar Raja. “Hamba tidak bermaksud tamasya Paduka yang mulia,” kata Abu Nawas.