Hajinews.id – Anda mungkin pernah membaca atau mendengar pepatah ini:
“Berusaha tanpa doa adalah kesombongan, dan doa tanpa usaha adalah dusta.” Pepatah ini memberikan pelajaran hidup bahwa manusia dianjurkan untuk menyeimbangkan usaha dan doa untuk mencapai tujuan dan keinginan.
Upaya menunjukkan komitmen terhadap semua permintaan di Surga. Di sisi lain, doa menunjukkan kesadaran bahwa manusia penuh dengan keterbatasan. Tak heran, ketika usahanya tersendat namun tidak berhasil, banyak orang yang meminta kyai atau ustadz untuk mengamalkan apa yang dibacanya dalam menghadapi kesulitan hidup.
Ketika menafsirkan Surah At-Taubah [9] ayat 51, seorang mufassir asal Maroko bernama Ahmad ibn ‘Ajibah mengutip sebuah perkataan khalifah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu. Dalam perkataan tersebut, Ali menjelaskan satu amalan yang bisa dibaca agar memperoleh pertolongan Allah saat menghadapi kesulitan hidup. Beliau berkata:
سَبْعُ آيَاتٍ مَنْ قَرَأَهَا أَوْ حَمَلَهَا مَعَهُ, لَوْ انْطَبَقَتِ السَّمَآءُ عَلَى الْأَرْضِ لَجَعَلَ اللهُ لَهُ فَرْجًا وَمَخْرَجًا
“Tujuh ayat yang barangsiapa membacanya atau membawanya (teksnya), seandainya langit menimpa bumi dan menutupi seluruh permukaannya, sungguh Allah menjadikan baginya kelapangan dan jalar keluar.”
Ketujuh ayat yang dimaksud antara lain:
Pertama, Q.s. At-Taubah[9] ayat51:
قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.” (Terjemah Kemenag, 2019. Ayat yang lain juga akan menggunakan terjemahan yang sama)
Kedua, Q.s. Yunus [10] ayat 117:
وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Artinya: “Jika Allah menimpakan suatu mudarat kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikannya (kebaikan itu) kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Ketiga, Q.s. Hud [11] ayat 6:
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”
Keempat, Q.s. Hud [11] ayat 56:
اِنِّيْ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللّٰهِ رَبِّيْ وَرَبِّكُمْ ۗمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ اِلَّا هُوَ اٰخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Artinya: “Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun makhluk yang bergerak (di atas bumi) melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasainya). Sesungguhnya Tuhanku di jalan yang lurus (adil).”