Ini Hukum Menahan Buang Angin Saat Salat Kata Ustadz Khalid Basalamah dan Ustadz Abdul Somad

Hukum Menahan Buang Angin saat Salat
Hukum Menahan Buang Angin saat Salat. Foto: unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Apa hukum menahan buang angin saat salat? Apakah batal? Demikian pernyataan Ustadz Khalid Basalamah dan Ustadz Abdul Somad.

Apa yang harus dilakukan saat salat dan tiba-tiba perut terasa tidak nyaman dan ingin kentut? Apakah perlu menghentikan salat dengan kentut lalu mandi lagi? Atau ada cara yang lebih baik? Lantas, hukum kentut saat salat, apakah salatnya batal?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dikutip dari akun TikTok @temanhijrah, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan hukum menahan gas saat salat.

Penjelasan ini berawal dari pertanyaan jamaah.

“Jika kita menahan buang angin ketika salat angin tersebut masuk lagi, apakah salat kita batal?,” tanya salah satu jamaah.

Berikut penjelasan Ustadz Khalid Basalamah.

“Sesuatu yang belum keluar dari tubuh kita masih dianggap bagian dari tubuh. Saya kasih contoh kan meminum darah haram ya? tapi kalau gusi antum berdarah kemudian tertelan? haram gak,” tanya Ustadz Khalid Basalamah.

“Kenapa tidak? karena belum keluar dari tubuh. Jadi kalau masih bagian dari tubuh kita, ini masih dianggap bagian dari tubuh kita. Sama dengan angin tadi, belum keluar antum merasa kayak masuk kembali. itu berarti memang belum keluar. Berarti bagian dari tubuh, gitu kan,” jelasnya.

Sementara itu, dilansir dari kanal Youtube Wadah Ilmu, Ustad Abdul Somad juga menjelaskan soal pertanyaan dari jamaah tentang bagaimana jika sedang salat tiba-tiba perasaan ingin kentut datang.

Menanggapi pertanyaan jamaah tersebut Ustadz Abdul Somad membeberkan hukum ketika merasa seperti buang angin atau kentut saat salat.

Ustad Abdul Somad mengatakan bahwa jangan membatalkan salat ketika kita tidak merasa dua hal ini, yaitu tercium bau kentut dan mengeluarkan suara kentut.

“Maka jangan batalkan salatmu kalau tidak ada dua ini, yang pertama engkau mendengar suara kentut dan yang kedua engkau mencium bau kentut, kalau mendengar suara dan mencium bau baru engkau batalkan,” kata Ustad Abdul Somad.

Lantas Ustad Abdul Somad menjelaskan bahwa kentut yang tidak bersuara dan tidak berbau tersebut bisa jadi adalah angin perut dan itu tidak najis.

Dalam kesempatan itu pula Ustad Abdul Somad menghubungkan hukum tentang membatalkan wudhu dengan batalnya salat.

Karena orang yang ingin menunaikan salat, harus dalam keadaan suci atau berwudhu terlebih dahulu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *