Revitalisasi Guru Era Digital

Revitalisasi Guru Era Digital
M. AMINUDIN, Peneliti senior Institute for Strategic and Development Studies (ISDS) Staf Ahli Pusat Pengkajian MPRRI tahun 2005/ Staf Ahli DPRRI 2008/Tim Ahli DPD RI 2013.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: M. AMINUDIN, Peneliti senior Institute for Strategic and Development Studies (ISDS) Staf Ahli Pusat Pengkajian MPRRI tahun 2005/ Staf Ahli DPRRI 2008/Tim Ahli DPD RI 2013.

Hajinews.id – Awal Oktober 2022, SMAN 1 Lamongan menghadirkan inovasi teknologi berupa mesin penetas telur yang dibangun dengan sistem Android. Dengan demikian, suhu, kelembapan, dan sirkulasi udara dapat diatur dan dipantau melalui aplikasi Android

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selain itu, e-library akan ditampilkan sebagai bentuk literasi digital yang dipraktikkan siswa SMAN 1 Lamongan. Walaupun program tersebut sekilas tampak sepele, namun memiliki arti penting dalam perkembangan dunia yang didorong oleh penggunaan teknologi digital yang semakin meningkat.

Perubahan ini selayaknya menjadi cerminan para pemangku kepentingan pendidikan, khususnya para guru yang akan merayakan Hari Guru ke-77 pada November 2022. Guru saat ini dihadapkan pada berbagai perubahan teknologi. Di sisi lain, perkembangan informatika, khususnya teknologi digital, yang jika ditangani dengan baik sangat membantu dalam tugas belajar mengajar, namun jika tidak ditangani dengan baik, peran guru semakin terpinggirkan. Mentransfer ilmu kepada siswa.

Karena itu upaya peningkatan kompetensi guru seperti yang dilakukan Pengabdian masyarakat UPN Jatim perlu semakin masif dan sistemik, khususnya di bidang penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal ini karena guru merupakan ujung tombak dan penentu keberhasilan program digitalisasi sekolah untuk mempercepat terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

Guru harus pro aktif belajar tiap hari baik bersama instruktur, belajar sendiri, ataupun belajar dengan koleganya dalam asosiasi guru. Peran guru di era revolusi industri 4.0 semakin penting dan vital. Ahli teori pendidikan sering menyebut Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 untuk menggambarkan berbagai cara mengintegritaskan teknologi cyber baik secara fisik maupun non fisik dalam pembelajaran. Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 adalah fenomena yang merespons kebutuhan revolusi industri dengan penyesuaian kurikulum baru sesuai situasi saat ini. Kurikulum tersebut mampu membuka jendela dunia melalui genggaman contohnya memanfaatkan internet of things (IOT). Di sisi lain pengajar juga memperoleh lebih banyak referensi dan metode pengajaran.

Dalam atmosfir era digital Guru tidak hanya mengajar, namun sekarang guru harus menguasai sumber-sumber dimana anak didik bisa belajar. Anak-anak bisa belajar dari mana saja, dan guru mengarahkan. Dengan kata lain guru berfungsi sebagai penghubung sumber belajar atau resource linker. Guru juga berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Peran guru memfasilitasi, mencari narasumber yang relevan, siswa harus belajar dengan siapa, kemudian memerlukan fasilitas apa.

Guru sebaiknya harus didorong untuk beradaptasi dengan teknologi e-learning . E-learning dapat meningkatkan interaktivitas antara Guru atau pengajar dengan peserta didik, juga antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, ketika proses pembelajaran berlangsung. E-learning memungkinkan interaksi yang berbeda dengan pembelajaran konvensional atau tatap muka. Pada pembelajaran konvensional, kita sering menemukan peserta didik yang tidak berani atau tidak mempunyai kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan ketika sedang diskusi. E-learning memungkinkan peserta didik untuk lebih berani, karena tampil secara tidak langsung, dan dapat menyampaikan pendapat atau pertanyaannya kapan pun.

Transformasi teknologi menyebabkan menjamurnya startup di sektor pendidikan yang sedikit banyak melihat celah bisnis di sektor ini. Berdasarkan kajian Price Waterhouse Cooper (PwC), penilaian keadaan digital Indonesia berada di tahap berkembang yang ditandai sudah ada beberapa konten edukasi secara online serta integrasi kemampuan digital dalam kurikulum formal, Menurut Plt. Direktur Ekonomi Digital, Nizam Waham, inisiatif-inisiatif pendorong digitalisasi pada sektor pendidikan meliputi aplikasi edukasi, distribusi konten digital, strategi pelatihan e-teacher, nilai dan identitas nasional serta forum guru digital. Pembelajaran digital dapat menghilangkan kantung-kantung putus sekolah dan rendahnya kinerja tenaga kependidikan di daerah, serta meminimalisir kesenjangan pendidikan antara daerah terpencil dan perkotaan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *