Anwar Ibrahim, Islam, dan Jalan Tengah

Anwar Ibrahim
Anwar Ibrahim
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Mereka tidak percaya bahwa memikirkan pertumbuhan ekonomi, menguasai revolusi informasi dan memperjuangkan hak wanita akan membuat mereka menjadi kurang Islami. Tidak juga bahwa hal itu akan meningkatkan komitmen agama dan akhirnya mencemaskan umat non-Muslim.

Guncangan-guncangan politik menyakitkan yang dialami negara-negara di bawah pemerintahan kolonial tidak berakhir dengan kemerdekaan. Ada harapan besar untuk hadirnya sebuah permulaan yang baru, namun setelah kegagalan terjadi berulang kali sinisme menggantikan harapan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kemerdekaan menjanjikan banyak, namun hanya memberi sedikit. Kesalahannya adalah mengupayakan perubahan total dan mendirikan utopia. Pandangan-pandangan alternatif dan menyimpang mengenai pembentukan bangsa tergilas atau hilang begitu saja. Pada beberapa kasus rejim-rejim baru melampaui penguasa-penguasa kolonial mereka dalam hal represi politik.

Tapi para pemimpin Malaysia terdahulu tidak memiliki keinginan untuk menyaingi negara-negara Dunia Ketiga lainnya mengukuhkan ”revolusi permanen”. Indonesia selama beberapa waktu pernah menerapkan ideologi radikal, namun pada akhirnya pragmatismelah yang menang.

Wilayah ini sering disebut sebagai contoh di mana kaum Muslim berhasil menyesuaikan diri dengan modernitas. Sejarahnya yang tidak terlalu kompleks bisa menjadi penjelasannya.

Selama berabad-abad Islam di Asia Tenggara menjadi Islam pinggiran, meskipun jumlah pengikutnya melebihi penganut Islam di Arab, Turki, dan Persia. Tapi tidak adanya sejarah yang besar ini juga merupakan keuntungan: tidak ada obsesi-obsesi tertentu yang akan membawa kerinduan romantis.

Arab, Turki dan Persia terbebani oleh kejayaan sejarah mereka. Sebaliknya, bangsa Malaysia tidak terlalu dibayangi oleh hantu masa silam, lebih mencurahkan perhatian pada realitas masa kini, dan lebih sadar terhadap berbagai nuansa dan sisi-sisi gelap yang dimilikinya.

Kehadiran agama-agama lain juga merupakan faktor yang menentukan. Ketika sekelompok Muslim fanatik berusaha merobohkan patung-patung di candi-candi Hindu di Malaysia 20 tahun lalu, cercaan dari kalangan Muslim hanya mengandung satu arti. Kekuatan hukum digunakan untuk menghadapi mereka.

Ekstremisme benar-benar ditolak. Tapi toleransi juga tidak hanya bisa dipaksakan datang dari satu pihak. Harus ada timbal balik. Sebuah komunitas yang plural dan multi-agama terus-menerus hidup dalam ancaman petaka. Bibit-bibit militansi ada di mana-mana, dan setiap komunitas harus betul-betul yakin bahwa mereka tidak akan mendorong pertumbuhannya dengan membiarkan ketidakpuasan dan alienasi terjadi.

Dengan demikian partisipasi dan keadilan sosial adalah faktor fundamental yang diterapkan di Asia Tenggara dalam periode pembentukan negara-bangsa. Kekerasan harus ditolak demi kelancaran proses demokrasi politik. Asia Tenggara tidak bakal melupakan sejak zaman dahulu kalam wilayah mereka adalah panggung tempat berlalu-lalangnya peradaban-peradaban besar dalam sejarah. Tapi jujur mereka mengakui bahwa wilayahnya bukan sebuah melting pot.

Ingatan kolektif setiap komunitas masih tetap kuat dan masing-masing berpegang erat pada identitas yang mereka banggakan. Namun Asia Tenggara dewasa ini bergerak menuju situasi yang lebih kohesif, dan keterikatan komunitas tidak bisa dijaga tanpa adanya nilai bersama.

Motto bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, adalah definisi kultural kawasan tersebut. Tantangan yang dihadapi baik oleh kaum muslim atau pun umat beragama lainnya adalah mengartikulasikan visi moral mereka secara efektif dan menggiatkan pencarian landasan etika bersama.

Kalangan beragama di Asia Tenggara tengah melangkah lebih jauh ketimbang sekadar toleransi. Bersama-sama mereka akan menghadapi berbagai realitas di antara mereka: korupsi, otoritarianisme, feodalisme modern, dan ketidakadilan yang kadang-kadang tidak kasat mata. Hanya kekuatan moral yang dapat memberikan dorongan keyakinan pada mereka untuk memerangi semua itu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *