Hajinews.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan 5.000 pesantren mengikuti program One Islamic Boarding School One Product (OPOP) yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi Jawa Barat.
Dikatakannya, saat ini baru sekitar 2.800 pesantren yang mengikuti program OPOP di wilayah Jawa Barat.
“Ekonomi keumatan Jawa Barat sangat juara ada 2.800 bisnis lahir selama 4 tahun,” kata Ridwan Kamil kepada wartawan saat ditemui di Bekasi, Senin (28/11/2022).
1. Satu pesantren bisa omzet Rp3 miliar
Dia menjelaskan, terdapat pesantren yang mengikuti program OPOP sudah memasarkan produk hingga ke luar negri dan mendapatkan omzet mencapai Rp3 miliar.
“Ini menandakan konkret programnya ada yang omzetnya Rp3 miliar berkat program yang terbaik kita kirim juga ke luar negeri untuk pameran,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, pada tahun 2022 terdapat tiga pesantren terbaik yang mendapatkan hadiah senilai Rp400 Juta.
2. Pesantren melek teknologi
Dengan adanya program OPOP, lanjut Ridwan, pesantren yang ada di Jabar dapat berinovasi dan melek dengan teknologi. “Sehingga pesantren Jawa Barat bisa mandiri secara ekonomi berinovasi juga sangat melek digital,” jelasnya.
Ridwan juga berharap, program tersebut akan terus berjalan meski dirinya tidak lagi memimpin Jawa Barat.
“Kalau saya tidak ada nanti terus (jalan) sampai semua pesantren mandiri secara ekonomi itu tujuan akhir,” jelasnya.
3. Banyak pesantren yang belum siap ikut OPOP
Dia juga menjelaskan, banyak Ponoes yang belum mengikuti program OPOP dikarenakan pihak Ponpes yang belum berani mengambil risiko.
“Proses keberanian aja (kendalanya), karena tidak semua berani berbisnis ada takutnya makanya dibimbing jadi kita bikin skalanya yang baru start up sama yang udah bagus, kemudian kita juga ada partner sampai Rp1,5 triliun siap memodali bisnis OPOP,” tambah Ridwan.