Post Power Syndrome

Post Power Syndrome
Prof. Abd.Rasyid Masri (Akademisi dan pebisnis)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Prof. Abd.Rasyid Masri (Akademisi dan pebisnis)

Hajinews.idPost power syndrome yang dimaksudkan dalam tulisan ini fokus pada kepanikan politik kekuasaan, mengingat Tahun 2023 sudah masuk tahun politik, bukan hanya pak RT,RW dan kepala lingkungan yang panik secara politik karena banyaknya intervensi politik tapi ternyata pak lurah, pak desa di Indonesia juga ikut panik dalam melihat kondisi perpolitikan tahun 2023, menuju tahun pemilu serentak 2024, yang semakin terlihat jelas ada kecenderungan rakyat ingin perubahan dan arus demokratisasi yang terus bergerak menuju arah perubahan baru, jadi istilah lain dari kepanikan politik adalah post power syndrome politik kekuasaan yakni ada rasa takut, was-was tidak berkuasa lagi, tidak jadi pak desa lagi, jadi bupati lagi, jadi gubernur lagi atau tidak jadi presiden lagi, sehingga mulai cemas -cemas panas dingin politik dan mudah emosi dan bahkan terkadang kehilangan nalar akal sehatnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mirip mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ketika ada tanda tanda kalah pemilihan pemilu yang keduanya, dia terlihat panik, sehingga semangat ingin berkuasa kuat sekali, ketika betul betul kalah dari Joe Biden, dia tak sanggup mengendalikan dirinya dan cendrung emosional bahkan tak mau mengakui kekalahannya akibat dijangkiti penyakit mental post power syndrome politik.

Tanda tanda proses pemilu Indonesia tahun 2023 dan pemilu 2024 gejala post power syndrome politik nampak terlihat jelas,  misalnya ada pemilihan pilkades walaupun pak desanya sudah tak boleh menjabat lagi, tapi dia berusaha mau memperpanjang jabatannya, dengan berbagai apologistik yang diluar etika akal sehat itulah gejala kepanikan politik kekuasaan.

Ciri pejabat yang panik secara politik itu di tandai dengan sangat sensitif dari kritikan, tidak lagi bersedia menerima pendapat orang lain, kurang bergairah kerja di akhir masa periodenya dan bahkan sibuk cari jalan agar pengantinya orang yang bisa dia kendalikan dan jadikan boneka politiknya, itulah tanda kepanikan politik istilah lain bisa juga di sebut retirement syndrome politik kekuasaan.

Orang yang mengalami retirement syndronme pasti dia memiliki rasa takut dan kepanikan tidak siap mentalnya menerima kenyataan realitas politik yang menginginkan perubahan baru yang akan terjadi, perubahan berbagai aspek termasuk perubahan arah baru perpolitikan dan desakan arus demokratisasi di Indonesia.

Gejala kepanikan politik penguasa saat ini terlihat jelas banyak melibatkan diri dalam momentum politik, dan ikut membuat wacana yang cenderung merusak kedamaian, merusak persatuan sesama anak bangsa kalau ada pejabat yang berkuasa ikut jadi provokator politik itu tanda kepanikan politik , pergeseran kepribadian yang menuntut ingin terus berkuasa, ingin terus di hormati, dan ketakutan karena ada kesalahan masa lalu yang takut terbongkar ketika tidak berkuasa lagi.

Padahal kekuasaan, kekayaan, adalah titipan Allah bukan milik untuk di miliki selamanya, semua ada akhirnya, semua ada masanya dan setiap masa ada pemimpinnya dan setiap pemimpin ada masanya. Wslm

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *