Khutbah Jumat: Bahaya Pujian

Bahaya Pujian
Süleymaniye Mah, Prof. Sıddık Sami Onar Cd. Foto: unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Khutbah Pertama

Ma’asyiral hadirin, sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Hajinews.id – Pada hari yang mulia ini Allah Tabaraka wa Ta’ala memberikan banyak kenikmatan. Mari kita manfaatkan nikmat ini, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang tertipu dan lalai di dalamnya. Manfaatkan terus untuk beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, manfaatkan dan isi terus dalam kebaikan dan ketaatan. Sebab setiap detik dari umur kita akan dihisab oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Shalawat dan salam bagi Rasul kita yang mulia, Nabi kita Nabi besar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa ‘Ala Alihi wa Shahbihi Ajma’in.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah Tabaraka wa Ta’ala,

Telah diriwayatkan Imam Al-Bukhari di dalam sahihnya, Al-Imam Al-Bukhari berkata: “Telah menceritakan kepada kami Al-Humaidi, beliau berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia telah mendengar Imam Az-Zuhri berkata, dari ‘Ubaidillah bin Abdillah, dari Sahabat yang mulia Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau telah mendengar ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu berkhutbah di atas mimbar mengatakan: ‘Aku telah mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا تُطْرُونِي كما أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ؛ فإنَّما أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولوا: عبدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ.

“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘Isa bin Maryam berlebih-lebihan. Sesungguhnya aku adalah hamba Allah ‘Azza wa Jalla, maka katakanlah, ‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Utusan Allah).” (HR. Bukhari)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membimbing umatnya di dalam hadits yang mulia ini, bahwasanya dalam memuji, dalam menyanjung, tidak boleh kelewatan batas. Dan beragama pun dalam segala hal tidak boleh kelewatan batas.

Lebih dalam memuji, inilah dikatakan الإطراء (kelebihan dalam menyanjung). Maka itu sebabnya di dalam hadits yang lain, Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda:

إِذَا رَأَيْتُمْ المَدَّاحِيْنَ فَاحْثَوْا فِيْ وُجُوْهِهِمُ التُّرَابَ

“Apabila engkau melihat orang-orang yang suka menyanjung (memuji), maka taburkan tanah di mukanya.” (HR. Muslim)

Sebab apa? Di antara kita manusia ini rata-rata senang dipuji, tidak ada yang senang untuk dicela, tidak ada yang senang untuk dilecehkan, tetapi untuk dipuji semuanya senang. Tetapi berhakkah kita untuk dipuji? Dan seorang yang berhak pun untuk dipuji tidak boleh pujian tersebut melangkahi dan melampaui batasan yang telah ditetapkan oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Sebab apa? Bahayanya berlebih-lebihan dalam memuji telah terjadi pada umat terdahulu, terjadi pada orang-orang Nasrani, sampai mereka mempertuhankan ‘Isa bin Maryam. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat khawatir dan sangat takut, maka beliau mengatakan: “Katakanlah ‘hamba dan RasulNya.’”

Dia seorang hamba, tidak boleh untuk diibadahi, tidak boleh dilebihkan kedudukannya sebagaimana yang Allah ‘Azza wa Jalla telah berikan kepadanya. Dia seorang Rasul, tidak boleh untuk didustakan, sebab dia membawa berita yang benar dari Rabbul ‘Alamin.

Maka pelajaran dari hadits yang mulia ini, bahwa inilah bagaimana bahaya pujian yang berlebih-lebihan di dalam agama.

Khutbah kedua

Hadirin yang dirahmati Allah ‘Azza wa Jalla..

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *