Nikmat dan Syukur, Takdir dan Usaha

Nikmat dan Syukur
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Perihal tema diatas, masih banyak diperbincangkan, terutama oleh mereka yang mempelajari teologi Jabariah dan Mu’tazilah, lalu terjebak pada salah satunya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tat kala seorang mukmin membaca surah Al-fatihah dalam sholatnya, niscaya ia telah memohon agar diberi nikmat yang terbaik disisi Allah SWT, serta sebaliknya memohon agar dijauhkan dari hal-hal yang dimurkai, yakni dijauhkan dari jalan dari orang-orang yang tersesat. Sebagaimana firman-Nya.

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

ṣirāṭallażīna an‘amta ‘alaihim, gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Q.S Al-Fatihah [1] : 7

Atas permohonan yang disampaikan ini, Allah SWT menjawab dalam firman-Nya:

وَاٰتٰىكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْهُۗ وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ

wa ātākum min kulli mā sa’altumūh, wa in ta‘uddū ni‘matallāhi lā tuḥṣūhā, innal-insāna laẓalūmun kaffār

Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Q.S Ibrahim [14] : 34

Jawaban yang Allah berikan atas permohonan seorang hamba, pada surah Ibrahim (14): 34 diatas, disertai dengan pernyataan keras bahwa: “Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. Hal ini tertuju kepada mereka yang masih mengikuti jalan orang yang dimurkai, orang yang tersesat, (QS. All-Fatihah ayat 7 diatas), padahal mereka sendiri telah memohon agar diberi kenikmatan dan agar tidak mengikuti jalan orang yang dimurkai.

Kenapa bisa terjadi hal demikian, kenapa ada orang yang masih mengingkari nikmat pemberian Allah, setelah permohonannya agar diberi nikmat dipenuhi?

Al-Qur’an memberi informasi bahwa perilaku kufur atas nikmat Allah itu terjadi karena seseorang mengabaikan petunjuk yang Allah telah berikan (Al-quran) dan lebih mengikuti keinginannya sendiri. Ketika Allah penuhi permintaannya, keinginannya berkata “sekiranya saya minta lebih banyak”, atau ia berkata “semua ini karena usaha, kepandaian kami sendiri”, yang pada intinya, banyak orang lupa kepada Allah justru setelah Allah memberikan nikmat yang banyak kepada mereka. Oleh karena itu, agar tidak terjatuh ke jalan yang sesat, menjadi kufur nikmat, Allah mengingatkan agar orang yang beriman senantiasa mengikuti apa yang diwahyukan kepada mereka. Allah SWT berfirman:

وَاتَّبِعْ مَا يُوْحٰٓى اِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتّٰى يَحْكُمَ اللّٰهُۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ

wattabi‘ mā yūḥā ilaika waṣbir ḥattā yaḥkumallāh, wa huwa khairul-ḥākimīn

Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan. Dialah hakim yang terbaik.

Q.S Yunus [10] : 109

Bagi seorang hamba yang benar-benar telah kuat imannya kepada Allah, maka akan mematuhi segala perintah dan larangan-Nya dengan suatu keyakinan bahwa apa saja yang Allah berikan pasti itulah yang terbaik. Tanpa memeriksa kualitas maupun kuantitas, karena semua pemberian Allah pasti kualitas terbaik, tanpa melihat besar atau kecil, karena hanya Allah yang besar, dan segala sesuatu yang diberikan-Nya pastilah bernilai besar.

Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah mengasihi semua makhluk-Nya, yang kafir, munafiq, fasik, murtad, bahkan musyrik diberi-Nya kesempatan untuk kembali kepada-Nya (taubat). Mereka diberi harta benda agar ingat kembali kepada Allah; mereka diberi kehidupan yang layak, keluarga yang sejahtera agar ingat kembali kepada Allah. Jika orang kafir, fasik, murtad, munafiq, musyrik saja diberi nikmat-Nya apakah mungkin Allah akan membiarkan orang yang telah beriman memperoleh yang lebih buruk dari apa yang diberikan kepada mereka??

Berbahagialah wahai orang yang telah beriman, karena janji Allah pasti adanya. Perhatikanlah firman Allah SWT berikut ini:

وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ kلَهٗٓ اِلَّا هُوَۚ وَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yuridka bikhairin fa lā rādda lifaḍlih, yuṣību bihī may yasyā’u min ‘ibādih, wa huwal-gafūrur-raḥīm

Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S Yunus [10] : 107)

Sikap menerima pemberian Allah dengan syukur dan sabar, itulah inti dari semua jalan keselamatan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *