Pemimpin Mati Rasa

Pemimpin Mati Rasa
Pemimpin Mati Rasa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Ahmad Sastra

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin” (QS Al Ma’un : 1-3)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (QS Al Isra : 26-27)

Hajinews.id – Imam al Barzanji memberi pujian kepada Rasulullah SAW dalam kitabnya. “Dan Rasulullah SAW adalah oarang yang mencintai orang-orang fakir dan miskin. Beliau selalu duduk bersama mereka, menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazahnya dan tidak pernah menghina mereka karena kemiskinannya.”

Rasulullah adalah teladan terbaik dalam memperhatikan anak-anak yatim. Beliau  menyantuni, mengasihi dan menyayangi anak yatim, terlebih atas anak-anak yatim yang belum dewasa (baligh). Begitulah cintanya Rasululloh terhadap anak yatim sehingga beliau dijuluki sebagai “Abul Yatama”, yang artinya Bapaknya Anak Yatim.

Sebagai pemimpin, perasaan Rasulullah begitu halus sehingga begitu mencintai orang-orang miskin dan anak yatim. Rasulullah adalah pemimpin yang memiliki kepekaan perasaan atas kondisi umatnya, tanpa pandang bulu. Rasulullah adalah pemimpin yang memiliki kepakaan tinggi sebagaimana diperintahkan oleh Allah. Perasaan Rasulullah sebagai seorang pemimpin begitu hidup.

Hidupnya rasa seorang pemimpin negara adalah pertanda tanggungjawab besar atas kondisi rakyatnya. Pemimpin negara adalah orang yang diberikan amanah untuk mengurus urusan umat atau rakyat yang dipimpinnya. Dalam hal kepekaan rasa dalam menjaga jiwa rakyat, Umar bin Khathab ketika menjabat sebagai khalifah berkata, “demi Allah jika ada seekor keledai jatuh terperosok dari negeri Irak aku khawatir keledai itu akan menuntut hisab aku di hari kiamat. ”Waktu itu Umar bin Khatab tinggal di Madinah, sedang jalanan yang berlubang berada di Irak.

Betapa hidupnya perasaan dan tanggungjawab seorang khalifah bernama Umar Bin Khathab ini, jangankan jiwa manusia, bahkan hanya seekor keledai pun dia perhatikan jangan sampai terpeleset gara-gara jalannya tidak bagus. Jika seekor keledai terpeleset karena jalannya licin akibat tidak diurus, beliau begitu takut akan ditanya Allah kelak di akhirat. Inilah contoh kepemimpinan yang perasaannya hidup, penuh  tanggungjawab dan ksatria mengakui kesalahan.

Saat dibaiat menjadi seorang khalifah, Umar Bin khathab berpidato : Saudara-saudara! Aku hanya salah seorang dari kalian. Kalau tidak karena segan menolak tawaran Khalifah Rasulullah (Abu Bakar) aku enggan memikul tanggung jawab ini. Ya Allah, aku ini sungguh keras, kasar, maka lunakkanlah hatiku. Ya Allah aku sangat lemah, maka berikanlah kekuatan. Ya Allah aku ini kikir, jadikanlah aku dermawan bermurah hati.”

“Bacalah Alquran, dalami, dan bekerjalah dengannya. Jadilah salah satu umatnya. Timbang dirimu sebelum menimbang, hiasi dirimu untuk persembahan terbesar pada hari ketika kamu akan dipersembahkan kepada Allah SWT. Bukan aku menurunkan diriku dari kekayaan Allah SWT dalam status sebagai wali yatim piatu. Jika kalian puas, maka akan diampuni, jika kalian miskin, maka akan makan enak.” Selanjutnya, Umar bin Khattab menyampaikan:

“Allah telah menguji kalian dengan diriku dan menguji diriku lewat kalian. Sepeninggal sahabat-sahabatku, sekarang aku ada di tengah-tengah kalian. Tidak ada persoalan kalian yang harus aku hadapi lalu diwakilkan kepada orang lain kecuali kepadaku. Dan tak ada yang tak hadir di sini lalu meninggalkan perbuatan terpuji dan amanat. Kalau berbuat baik, akan kubalas dengan kebaikan, tetapi kalau berbuat jahat, terimalah bencana yang akan kutimpakan.”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *