Mencermati Pergerakan Setan

Mencermati Pergerakan Setan
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.idSetan atau Iblis salah satu makhluk halus. Lainnya adalah malaikat dan Jin. Untuk mengamatinya tentu tidak bisa dengan melihatnya secara kasat mata. Hanya bisa diamati melalui tanda-tanda atau jejak yang dia timbulkan pada manusia, karena para setan itu menjadikan tubuh manusia sebagai markas pergerakannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Semua manusia ada setan didalam dirinya. Hanya saja pada orang yang terjaga oleh Allah (tersucikan) seperti para Nabi dan Waliullah, setan tidak lagi bersikap agressif, bahkan tunduk karena Allah menundukkan mereka. Seperti yang dikisahkan Al-quran pada Nabi Ibrahim, Nabi Sulaiman, atau pada Nabi Muhammad SAW. Memang dalam Al-quran, setan ini dikatakan hanya bisa mengganggu atau mengendalikan orang-orang yang tidak ikhlas dalam berserah diri kepada Allah.

Cara Kerja Setan

Di sampaikan dalam Al-quran bahwa “setan adalah musuh yang nyata bagi manusia”. Karena itu setiap manusia sesungguhnya dapat merasakan kehadiran setan pada dirinya. Hanya saja tidak semua manusia berani atau bisa melawannya. Bahkan kebanyakan manusia taat, tunduk dan patuh pada pengarahan setan.

Setan melakukan aksinya dari empat arah, “dari arah depan”, dengan memberikan angan-angan, janji-janji, harapan-harapan palsu, tentang sesuatu yang akan diperoleh manusia di dunia ini. Kedua, “dari arah belakang”, yakni dengan mengingatkan akan masa lalu seseorang untuk membangkitkan kesombongan dan keangkuhan pada dirinya, misalnya mengingatkan bahwa dirinya adalah keturunan eks penguasa, keturunan bangsawan, keturunan orang kaya, keturunan kiyai besar, keturunan orang pintar, dari suku bangsa besar, dirinyalah pewaris semua itu, sehingga dirinya boleh berbangga atas semua itu. Ketiga, “dari arah kanan”. Setan membisikkkan bahwa ibadah yang ia lakukan, prestasi yang ia telah capai sungguh sangat luar biasa, sehingga ia merasa pantas untuk masuk surga karena ibadahnya. Ia merasa pantas diberi penghormatan atas amal usahanya, atas kesuksesannya. Yang pada intinya setan membangun persepsi pada diri orang yang beramal, beribadah, berkarya bahwa semua itu adalah kehebatannya, bukan karena pertolongan Allah. Sebab, jika seseorang yakin, sadar bahwa apa yang dilakukannya sukses semata karena pertolongan Allah, tentulah tidak akan hadir kesombongan dalam dirinya. Keempat “dari arah kiri”, pada sisi ini setan akan membisikkan kepada manusia rasa ragu terhadap peetolongan Tuhannya, ragu terhadap kemampuan dirinya, ragu terhadap agamanya, ragu terhadap ibadah yang dilakukannya diterima atau tidak. Akibatnya, ia menjadi malas beribadah karena tidak yakin bahwa ibadahnya diterima.

Perhatikanlah, dari arah mana pun setan itu menggoda manusia, membisikkan pikiran-pikiran, prasangka buruk dan sesat kepada manusia, target yang ingin di capai oleh setan adalah membangkitkan sifat angkuh, (takabbur), riya, ujub, prustrasi dalam diri manusia.

Sebab itu kita bisa melihat cara kerja setan itu nampak pada setiap saat, pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Bahkan kita bisa rasakan pada diri kita sendiri.

Perhatikan misalnya, saat ada niat untuk melakukan kebaikan. Setan akan membisikkan pertimbangan-pertimbangan yang menyesatkan agar niat baik itu tidak dijalankan. Pertama setan akan membisikkan untuk menunda pelaksanaan niat baik itu. Mungkin anda pernah merasakan bisikannya saat mendengar adzan tanda masuknya waktu sholat. Muncul bisikan dari diri anda “nanti saja” tunda saja dulu, selesaikan saja dulu pekerjaan lainnya, masih ada waktu dan seterusnya. Akhirnya jika anda terpengaruh dan ikuti saran dari setan itu, anda telah jatuh pada sikap menempatkan panggilan Allah (adzan) untuk sholat pada prioritas yang tidak penting. Padahal, panggilan siapakah yang seharusnya paling di utamakan? Panggillan makhluk atau panggilan Allah ? Tentu orang beriman akan menjawab yang utama adalah panggilan Allah. Namun setan telah menyesatkan, sehingga panggilan Allah tidak diutamakan.

Jika setan gagal membuat anda “menunda” kebaikan yang anda akan lakukan, waspadai jebakan berikutnya; “riya”. Setan akan membisikkan pada diri anda, bahwa anda hebat, luar biasa, selalu tepat waktu melaksanakan perintah Allah, memenuhi panggilan-Nya, anda benar-benar telah menjadi alim, soleh. Jika bisikan setan ini anda ikuti, maka berikutnya setan akan menuntun anda mempertontonkan “kehebatan anda itu”. Jika anda berhasil mengatasi hal ini, setan tidak juga akan menyerah. Selanjutnya setan akan membisikkan kepada anda agar mengatakan secara terbuka (di depan orang banyak), bahwa anda tidak ada apa-apanya, semua kebaikan itu anda lakukan semata karena kehebatan teman-teman yang membantu anda, semata karena kecintaan anda kepada mereka, atau semata karena kecintaan anda kepada bangsa dan negara. Intinya, anda dijebak oleh setan untuk tidak mengakui bahwa kebaikan yang anda lakukan itu karena pertolongan Allah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *