Siswi SMK di Prabumulih Harus Lepas Jilbab Saat Foto Ijazah, Orang Tua Murid Resah

Tangkapan layar
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Orang tua murid di SMK PGRI 2 Kota Prabumulih dibuat resah ketika anak-anak mereka diminta pihak sekolah untuk membuka jilbab saat sesi foto ijazah.

Atas kejadian tersebut, perwakilan SMK PGRI 2 Kota Prabumulih angkat bicara.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Wakil Kepala Sekolah bidang kehumasan, Amri Perkasa didampingi guru BK, Amrullah ketika dikonfirmasi membantah pihaknya memaksa pencopotan jilbab bagi siswi yang hendak foto untuk ijazah.

“Tidak benar kita memaksa siswi melepas jilbab, tapi kecuali mereka yang memang di luar sekolah tidak memakai jilbab ya mereka melepas sendiri saat foto,” ungkap Amri.

Sementara itu, pengakuan salah satu orang tua siswi SMK PGRI 2 Kota Prabumulih, bagi yang tidak mau membuka jilbab maka diwajibkan menandatangani surat pernyataan bermaterai 10.000 dari pihak sekolah.

Amri kembali menegaskan pihaknya tidak memaksa para siswi untuk buka jilbab.

Sedangkan untuk surat pernyataan itu, menurutnya hanya untuk mengantisipasi karena tidak menutup kemungkinan siswi tersebut berjilbab sebab rambutnya dicat merah atau kuning.

Dalam pernyataannya juga disebutkan tindakan melepas jilbab saat sesi foto ijazah juga dilakukan sebagai bentuk antisipasi bagi pihak sekolah

Hal itu dikarenakan pihak sekolah enggan disalahkan bila ke depan, ada siswinya yang kesulitan mencari kerja.

“Hanya untuk antisipasi saja, dulu juga pernah ada pengalaman karena berhijab jadi susah cari kerja sehingga kita sekolah disalahkan. Kalau aturan dari kementerian tidak ada larangan lepas jilbab ini, hanya antisipasi kita saja,” bebernya.

 

Heboh

Diberitakan sebelumnya, orang tua serta siswi yang sekolah di SMK PGRI 2 Kota Prabumulih, sejak beberapa hari terakhir resah.

Penyebabnya, pihak sekolah diduga memaksa siswi yang berhijab untuk membuka hijab saat pengambilan foto untuk ijazah.

Bagi siswi yang tidak mau membuka jilbab maka diwajibkan menandatangani surat pernyataan bermaterai 10000 dari pihak sekolah.

Hal ini dipertanyakan orang tua siswa yang tidak terima adanya aturan harus buka hijab dan mengumbar aurat saat foto ijazah.

Tidak hanya itu, orang tua siswa juga mempertanyakan aturan sekolah yang mewajibkan dibukanya jilbab tersebut. Mengingat dari Kementerian Pendidikan tidak ada aturan wajib buka jilbab saat foto untuk ijazah itu.

“Anak kami pulang ke rumah minta izin mau foto ijazah tapi dari pihak sekolah harus buka jilbab, kami tidak terima. Kenapa harus buka aurat, sekalian pakai celana pendek dan tengtop saja. Ini aurat kenapa harus dibuka,” tegas Haiyun, orang tua siswa ketika dibincangi wartawan.

Haiyun menuturkan, dirinya keberatan lantaran anaknya dari kecil dan sehari-hari selalu memakai jilbab namun untuk ijazah malah dipaksa buka sehingga membuatnya menjadi kesal.

“Lepas jilbab sama dengan membuka aurat, dosanya bukan hanya anak kami tapi kami selaku orang tua dan kakak laki-lakinya juga nanggung dosa,” bebernya.

Haiyun mengungkapkan dirinya terpaksa menandatangani pernyataan bermaterai karena khawatir masih dipaksa untuk lepas jilbab.

“Walau sudah tandatangani pernyataan kami takut anak kami diintimidasi pihak sekolah, kami takut nanti setelah ini anak kami dibully,” bebernya.

Hal yang sama disampaikan siswi lainnya yang diwawancarai saat menjalani foto ijazah terpaksa lepas jilbab karena tidak ada pilihan lain.

“Saya sehari-hari pakai jilbab tapi karena aturan dari sekolah harus lepas maka terpaksa lepas. Mau bagaimana lagi, saya tidak mau pusing dan kalau orang tua tau pasti marah juga makanya tidak mau ribet terpaksa buka saja jilbab walau berat,” beber siswi itu.

Sumber: detilcom

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *