Rekayasa Perubahan Ala Tuhan

Rekayasa Perubahan Ala Tuhan
Emha Ainun Nadjib
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Singkat cerita, mereka akhirnya menggulingkan Fir’aun. Tapi, menghancurkan rezim otoriter adalah satu hal, sedangkan membangun masyarakat baru adalah hal lain. Sayang sekali, kita tidak memperoleh informasi bagaimana Musa-Harun membangun masyarakat baru pasca keruntuhan rezim Fir’aun. Ada baiknya sejenak mampir menengok Yunus.

Yunus adalah pemuda yang menyerah, putus asa dan frustrasi. Ia memilih melarikan diri dari rakyatnya dan melupakan bahwa dirinya adalah sang terpilih. Kembali Tuhan tak tinggal diam. Yunus diberi terapi ampuh. Dipaksa bertapa dalam perut hiu berhari-hari sebelum dikembalikan kepada kaumnya. Ia diultimatum, bahwa menempuh dan gagal dengan seratus cara tak berarti ia telah menempuh segala cara. Sebagai pemuda, ia dituntut untuk terus kreatif demi menemukan solusi atas segala permasalahan rakyatnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Adapun pertanyaan tentang bagaimana membangun masyarakat baru dijawab oleh Muhammad. Tapi bukan tempatnya di sini menguraikannya satu per satu. Di sini kita hanya akan melihat bagaimana Tuhan mempersiapkan dan merekayasa perubahan bahkan dimulai dari kelahiran aktor utama perubahan tersebut. Muhammad dilahirkan dalam keluarga yang bersahaja. Menjadi yatim sejak dalam kandungan dan tak sempat utuh menikmati kasih ibu. Ia kemudian diasuh oleh kakek, dan terakhir oleh pamannya. Seperti Ibrahim, Yusuf dan Musa, ia tak memiliki kesempatan untuk bermanja. Namun itu juga berarti terbebas dari salah asuh. Menumpang hidup bersama pamannya memberinya kesempatan untuk belajar berendah hati. Mendapat teman sepermainan seperti Ali, memberinya pengalaman untuk menjadi Kakak yang harus mengayomi adik yang bukan saudara kandung. Pengembaraannya bersama paman dalam berdagang ke pelosok-pelosok jauh memberinya gambaran kehidupan rakyat yang kelak akan dipimpinnya dalam memulai gerakan perubahan terbesar dan tersukses sepanjang sejarah.

Dalam konteks kini dan di sini, di tengah banyaknya suara yang mendendangkan lagu perubahan, dan tak kalah banyak suara sumbang putus asa ala Yunus, harus selalu diingat bahwa Sang Maha pun tak menciptakan perubahan dalam sekejap. Tuhan sendiri mempersiapkan segala sesuatunya, paling tidak, 25 tahun sebelum perubahan itu dimulai, dan ketika ia dimulai pun masih banyak tantangan dahsyat yang harus dihadapi oleh para Rasul-Nya sebelum berhasil mewujudkan perubahan itu.

Untuk menuju ke sana, mengingat tak ada lagi Rasul di antara kita, apa boleh buat, kita harus belajar melakukannya sendiri. Ada tiga kemungkinan pilihan: Pertama, dengan asumsi bahwa saat ini kita belum memiliki calon-calon aktor mumpuni untuk menggerakkan perubahan itu, maka kita dapat mulai “menciptakan”-nya sejak sekarang. Mendidik anak-anak kita semaksimal mungkin agar kelak dapat menjadi agen perubahan yang sesungguhnya sudah sangat mendesak itu. Kedua, marilah kita berharap saat ini sebenarnya sudah tersedia banyak calon, namun kita masih sial saja sehingga belum dapat menemukannya. Mungkin juga mereka masih terlalu lebay seperti Yunus sehingga perlu digertak jiwanya dengan “hiu”. Untuk kemungkinan kedua ini, kita tinggal menemukan dan menyadarkannya saja, untuk berjamaah meluruskan dan merapatkan barisan. Mereka dapat saja ter/ber-sembunyi di gua Ibrahim, dalam penjara Yusuf, di gubuk Muhammad, atau bahkan dalam istana Fir’aun. Ketiga, menyadari bahwa sesungguhnya setiap kita dapat menjadi aktor itu. Jika semua orang menunggu pahlawan, siapa yang akan memilih menjadi pahlawan? Bukankah seharusnya kita semua dapat menjadi pahlawan, paling tidak, untuk diri kita sendiri? Tidak ada cara yang lebih mudah selain memulai dari diri sendiri! Tuhan menutup kerasulan karena menganggap kita sudah mampu untuk memulai sendiri!

Terakhir, dalam setiap langkah, kita harus senantiasa melakukan evaluasi diri: sejauh apa kita telah melangkah, di mana posisi kita saat ini, dan tempat seperti apa yang kita tuju, untuk menentukan arah yang harus ditempuh.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar