Masih Ramai Partai Politik Peserta Pemilu, Maknanya apa?

Ramai Partai Politik Peserta Pemilu
Ramai Partai Politik Peserta Pemilu. Foto: dok
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 17 Partai politik peserta Pemilu 2024, dengan segala kontroversi yang menyertainya. Ada sejumlah partai politik baru yang lolos sebagai peserta pemilu, lalu apa maknanya ?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Masih banyaknya orang yang bersemangat mendirikan Partai politik, setidaknya memberi kita pengetahuan bahwa;

Pertama; masih banyak orang yang tidak puas dengan partai politik yang sudah lama menjadi peserta Pemilu. Banyak orang yang merasa tidak terwakili aspirasinya, sehingga merasa perlu untuk mengambil alih kekuasaan. Barangkali dibenak mereka, keadaan Bangsa dan negara akan lebih baik, jika mereka yang berkuasa. Jika motivasi mendirikan partai politik demi memperbaiki keadaan Bangsa dan negara, sudah barang tentu kita tidak punya alasan untuk berburuk sangka kepada para pendiri partai politik itu. Namun apakah baik sangka kepada hadirnya partai politik baru, lantas kita harus buruk sangka dengan partai politik lama? Saya kira juga tidak harus demikian. Anggaplah bahwa benar, partai politik lama itu belum memberikan apa yang diharapkan, tapi barangkali itulah batas kemampuan mereka. Bisa jadi mereka telah berusaha, namun memang belum bisa menghasilkan apa yang dapat memuaskan semua kalangan. Sebab itu, kita sambut hadirnya partai politik baru dengan harapan bisa menyempurnakan apa yang tidak mampu disempurnakan oleh partai politik lama.

Kedua; makna lain dari hadirnya partai politik baru, adalah pertanda bahwa memang banyak orang yang melihat bahwa kesuksesan itu mesti diraih melalui jalur kekuasaan. Kita tidak dapat menyalahkan jika ada yang berpandangan demikian. Hanya saja, mereka semestinya memperhatikan keadaan, bahwa ternyata orang-orang sukses yang mengendalikan partai politik itu pada umumnya tidak menyibukkan diri dalam partai politik. Para petinggi parpol bahkan silih berganti mendatangi orang-orang itu, demi memperoleh “ongkos” dalam menjalankan operasional politik mereka. Ya, para Konglomerat yang mengendalikan partai politik itu, tidak turut serta membentuk partai politik, atau jadi pengurus partai politik, tapi mereka yang mengendalikan partai politik. Nah, bisa jadi partai-partai politik baru itu juga akan mendekati para Konglomerat untuk memohon diberi “ongkos” operasional bagi partai politik mereka. Jika itu yang terjadi, maka partai politik yang baru dibentuk itu, tidak bisa diharapkan menghadirkan nuansa baru dalam dunia politik tanah air. Toh, kelakuannya sama saja dengan partai politik lama. Menyerahkan leher mereka kepada Konglomerat supaya bisa tetap bernafas. Partai politik baru dengan semangat lama, tradisi lama, kelakukan lama, bukan yang kita harapkan.

Ketiga; bisa jadi banyaknya partai politik baru, karena jumlah pengangguran tinggi, lapangan kerja sulit. Dari pada tidak ada aktivitas, akhirnya mereka “mengundi nasib” ikut serta dalam kegiatan partai politik. Tidak bisa disalahkan jika keadaan memang demikian. Dari pada mereka (para pengangguran) itu stress karena tidak ada kegiatan, lebih baik jika mereka memiliki kegiatan yang positif.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *