NU Harus Berusaha Tetap Mandiri

NU Harus Berusaha Tetap Mandiri
NU Harus Berusaha Tetap Mandiri
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Polemik dana hibah Pemprov Jawa Barat kepada PWNU Jawa Barat yang disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mesti jadi bahan instrospeksi mendalam bagi segenap aktivis NU di tanah air.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Para pendiri NU adalah orang-orang kaya, sejahtera lahir dan bathin. Mereka mendirikan NU dengan pikiran, tenaga dan biaya dari mereka sendiri. Bukan dari Kompeni Belanda yang berkuasa pada masa itu. Hal itu bisa berhasil tiada lain karena keimanan, keyakinan kepada pertolongan Allah swt. Melalui amal usaha yang dijalankan oleh pribadi-pribadi yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah swt, tokoh-tokoh NU bahu membahu membesarkan NU. Mereka diberi kemampuan oleh Allah mengeluarkan zakat harta mereka untuk membiayai perjuangan menegakkan Khittah NU. Sudah sepatutnya keteladanan para pendiri NU itu tetap di pegang teguh oleh para Nahdiyyin dalam memajukan organisasi NU yang memang didedikasikan sebagai amal jariyyah bagi para pendirinya itu.

Prinsip utama dari pendirian NU itu adalah semangat untuk memberikan yang terbaik kepada Agama Islam Bangsa, dan kemanusian. Semangat untuk memberi, bukan meminta. Semangat untuk membantu, bukan dibantu. Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah, demikian yang senantiasa disampaikan para sesepuh NU dalam berbagai kesempatan.

Kiprah NU dalam mengabdi bagi Umat Islam, bagi Bangsa dan kemanusiaan, hendaknya terus didorong oleh semangat seperti yang dicontohkan para pendiri NU itu. Tentu saja hal yang sama perlu dilakukan oleh semua ormas Islam. Namun perhatian kita fokuskan kepada NU mengingat bukan hanya jumlah populasi anggotanya yang sangat besar, tapi juga karena nama besar yang disandangnya. NU dengan populasi anggota hingga puluhan juta orang itu, sangat berpeluang untuk menempatkan “tangan mereka diatas” dan bukannya “dibawah”. Coba pikirkan jika potensi warga nahdiyyin itu diberdayakan secara ekonomi betapa besarnya potensi yang dapat dikembangkan. Dari zakat saja, bisa terkumpul berapa ratus milyard, bahkan jika maksimal bisa trilyunan dalam setahun, jika dilakukan langkah-langkah yang tepat dalam mengumpulkan zakat warganya. Tentu saja, motivasi orang menyalurkan zakat kepada Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah kepada ormas-ormas Islam, sangat terkait dengan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaannya. Dan itulah mengapa para pengurus, pengelola LAZIS-NU mesti lebih meningkatkan kinerja mereka dalam mengelola ZiS dari para Nahdiyyin.

Banyak hal lain yang dapat dilakukan agar NU memiliki kemandirian, bahkan mensejahterakan warga nahdiyyin, melalui prinsip saling berbagi dari anggota kepada anggota.

Semoga polemik dana hibah di Jawa Barat itu, tidak berakhir dengan hiruk-pikuk perdebatan di medsos, tapi diambil hikmahnya oleh para petinggi NU untuk melakukan refleksi betapa pentingnya memandirikan organisasi NU dalam meneruskan kiprah perjuangan, sebagaimana yang diteladankan oleh para pendiri NU pada masanya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *