Relasi Moderasi, Agama dan Negara

Relasi Moderasi beragama
Prof. Abd. Rasyid Masri (Akademisi dan Pebisnis)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Prof. Abd. Rasyid Masri (Akademisi dan Pebisnis)

Hajinews.id – Indonesia bukan negara agama dan bukan juga negara sekuler, pada posisi tersebut menbuat Indonesia negara paling unik di dunia dalam perspektif relasi antara agama dan negara, dimana pancasila hadir sebagai payung besar sebagai falsafah hidup beragama dan bernegara juga tak ada duanya di dunia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Relasi agama dan negara untuk kasus Indonesia bagai dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan sebab nilai nilai agama jadi napas kehidupan warganya tidak bisa dipisahkan.

Teringat dengan Gus Dur yang terkenal dengan pikiran pikiran lepasnya, kebebasan dan kelucuaan beliau dalam memahami relasi Agama dan Negara, yang begitu sangat induvidualistik memahami hubungan individu, agama dan negara, bahkan beliau dengan tegas menyatakan bahwa agama itu urusan individu dan tak perlu negara terlalu mencampuri urusan keyakinan agama setiap individu, biarkan semua orang termasuk yang bukan agama meyakini keyakinannya seperti penganut aliran kepercayaan untuk bebas menjalankan apa yang dia yakini, karena agama itu hak asasi setiap individu negara harus memberi kebebasan dan tak perlu banyak mencampurinya.

Istilah lain dari pikiran Gus Dur, negara harus netral memposisikan dirinya, negara tidak boleh terlalu campur tangan tetapi juga tidak boleh lepas tangan.

Pikiran pikiran kebebasan dalam beragama boleh jadi menjadi alas pikir lahirnya konsep moderasi beragama di kementerian agama yang menghendaki semua ASN/PNS harus di test pemahaman moderasi beragamanya, semua diwajibkan test moderasi beragama dan menganut prinsip lulus dan tidak lulus jadi indikator toleran atau intoleran dari seorang ASN/PNS, ini adalah proyek raksasa dengan anggaran besar karena memilki rangkaian pelatihan moderasi di seluruh saker kementrian Agama, seluruh kanwil, kandep serta seluruh perguruan tinggi (PTKIN) seluruh  nusantara di intruksikan wajib ikut test moderasi beragama di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Maroke, dari pulau Nias sampai pulau Rote, tepatnya di penghujung tahun baru dua hari setelah natalan.

Kehadiran moderasi beragama di tengah hubungan agama dan negara di Indonesia dalam pradigma berpikir penulis tentu hal yang positif, untuk penguatan cara pandang sikap, praktek beragama jalan tengah, agar tercipta hidup kebersamaan dalam perbedaan namun diluar sana banyak ilmuan, ustads dan kiyai curiga terhadap program konsep moderasi beragama yang ditularkan dengan pendekatan struktural mirip proyek penataran pancasila.

Namun bukan Indonesia kalau tidak tercipta pro dan kontra, karena karakter watak masyarakat Indonesia penuh dengan kecurigaan antar sesama.

Moderasi, agama dan negara menjadi satu konsep yang secara sosiologis berorientasi pada terwujudnya masyarakat indonesia yang toleran, harmoni menuju kedamaian dan kebahagiaan bersama dalam perbedaan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *