Isu Reshuffle Mencuat, Ini Harapan PP Muhammadiyah

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir (foto istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Isu tentang perombakan kabinet Presiden Joko Widodo atau reshuffle akhir-akhir ini kembali mencuat. Sejumlah menteri dikabarkan akan diganti oleh Jokowi.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berharap perombakan kabinet bisa makin meningkatkan kinerja pemerintah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Jika itu terjadi, kami berharap jalannya pemerintahan makin baik, profesional, dan mampu menjalankan tugas untuk kepentingan rakyat, kepentingan bangsa, dan negara. Itu saja poinnya,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Kamis (29/12).

Meski demikian, Haedar mengatakan perombakan kabinet sepenuhnya tergantung Presiden Jokowi.

Sebagai organisasi kemasyarakatan, menurut dia, Muhammadiyah tidak terkait persoalan itu.

“Muhammadiyah sebagai ormas tidak terkait dengan proses politik yang bersifat praktis,” ujar dia.

Haedar menegaskan bahwa secara prosedural proses demokrasi di Indonesia sudah cukup baik.

Oleh karena itu, ia berharap Pemilu 2024 menjadi komitmen bersama pemerintah, kekuatan politik, dan masyarakat sehingga dapat terlaksana secara terjadwal.

Pernyataan spekulatif berkaitan dengan pelaksanaan pemilu, menurut dia, harus segera diakhiri.

“Semua itu agar kita bisa mengawal proses pemilu jurdil dan memastikan bahwa rakyat dapat melaksanakan proses demokrasi secara gembira, bersaudara, dan menghasilkan pilihan-pilihan terbaik untuk kepentingan bangsa,” ujar dia.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengatakan perombakan kabinet seharusnya tidak dibiarkan menjadi isu liar.

“Saya kira reshuffle jangan jadi isu, ya. Jika mau reshuffle, ya, reshuffle,” katanya.

Ia mengatakan perombakan anggota kabinet menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi.

“Saya kira presiden paham betul bagaimana kompetensi masing-masing menterinya dan komunikasi dengan ketua parpol pengusung juga intens. Menurut saya, monggo-monggo saja karena situasi saat ini membutuhkan kebersamaan dari pemerintah dan kabinetnya,” kata dia.

Ia mengatakan jangan sampai presiden memiliki menteri namun tidak memiliki kabinet.

“Reshuffle harus mengarahkan menteri agar menjadi kabinet yang ikut menyelesaikan banyak hal, terutama dalam situasi yang tidak mudah ini,” katanya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *