Prof Haedar Nashir: Pentingnya Seorang Muslim Menghargai Waktu

Seorang Muslim Menghargai Waktu
Prof Haedar Nashir
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Tahun baru harus dirayakan dengan rasa syukur dan dimaknai dengan refleksi diri. Namun orang sering melebih-lebihkan dan salah mengartikan saat merayakan tahun baru. Merayakan tahun baru sebenarnya wajar asalkan tetap dalam batas-batas, khususnya bagi seorang muslim.

Haedar Nashir mengatakan bahwa Allah SWT menitipkan waktu kepada seorang muslim sehingga wajib memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Haedar mengajak interpretasi makna waktu melalui surat Al Ashr.

“Ini surat ke 13 turunnya, berarti masih di Makkah. Al Ashr demi waktu. Wal ashr, wawu nya wawu qasam (sumpah). Tuhan bersumpah dengan waktu. Kenapa waktu? Al Ashr itu menurut at thabari di kitab klasik, maupun di kitab-kitab berikutnya seperti Ibnu Katsir juga al manar memiliki banyak makna. Sebagian orang kalau usia makin keujung, itu tinggal menghitung tahun atau bulan. Meskipun kita tidak bisa memastikan,” jelas Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) saat menjadi Pembicara di Refleksi Akhir Tahun Masjid Husnul Khatimah, Rabu (28/12).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ

Ayat tersebut memiliki makna sungguh manusia berada dalam kerugian. Dan dia jika rugi, akan rugi sampai akhir hayat.

Haedar melanjutkan Allah swt mengingatkan manusia tentang waktu karena manusia itu kerap terjebak dengan waktu. “Ketika kita muda, itu segalanya seakan-akan bebas, mudah. Tapi coba setelah tua. Mulai asam urat. Dulu jarang yang masih muda asam urat. Kalau mahasiswa atau anak SMA asam urat itu mesti dicek kesehatannya. Tapi kalau sudah usia tua, rambut yang dulu hitam mulai memutih. Ada banyak hal yang hilang di waktu tua, bahkan ingatan. Maka ada doa “berilah usia panjang dan tidak pikun”. Pikun itu susah. Mendengar mulai kurang. Kemudian melihat orang juga mulai kabur. Apa artinya? Mumpung masih muda, rawat kesehatan. Baik kesehatan lahir maupun kesehatan batin. Jangan makan makanan sampah (junk food) tidak suka sayur, tidak suka buah-buahan atau juga waktu muda tidak cari ilmu,” papar Haedar.

Haedar lantas mengingatkan kembali pada para jamaah yang rata-rata generasi milenial untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya. “Cinta ilmu, cinta orang, cinta pergaulan, punya banyak ilmu, senang ke masjid, dan seterusnya. Senang ke museum, Muhammadiyah punya museum di UAD. Itu punya pimpinan Muhammadiyah. Coba kalau kita pergi ke negara maju, pagi-pagi sudah antri di museum. Di london itu ada museum besar, itu antrinya panjang sampai ke jalan. Tapi di Indonesia itu hanya penjaganya saja. Kita yang ada di masjid harus mengubah mindset itu,” ungkapnya.

وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ

Ketika anda sehat, sebelum datang sakit.

“Ketika sakit, termasuk sakit gigi. Itu betapa tidak nikmatnya sakit. Meskipun Umar bin Khattab minta sakit agar bisa merenungkan diri sendiri. Maka ketika sehat, jangan menggunakan kesehatan untuk hal-hal yang tidak penting. Gunakan untuk hal-hal yang penting,” kata Haedar.

وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ

Ketika anda punya, sebelum hilang/fakir.

“Mahasiswa punya uang lebih selama sebulan, itu jangan dihabiskan semua biarpun orang tuanya punya. Saya dulu pengalaman kalau uang satu bulan itu berusaha untuk disisakan, sisanya untuk beli buku. Kalau tidak bisa beli buku, dulu mainnya di toko buku dan perpustakaan,” lanjutnya.

وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ

Ketika waktumu senggang, sebelum waktumu sibuk.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *