Daftar Donatur Palestina
Hajinews.id – Islam mengajarkan bahwa kita harus selalu berdzikir kepada Allah dimanapun kita berada untuk menjauhkan kita dari godaan setan.
Namun dalam beberapa kasus, meskipun seseorang telah banyak berdzikir, setan tidak pernah pergi
Setan terbukti memiliki alasan keberadaan yang “keras kepala”, bahkan jika orang rajin berdzikir.
Hal ini diriwayatkan oleh Imam Al Ghazali yang pernah ditanya seseorang suatu hari.
“Bukankah setan dapat terusir oleh dzikir? Saya selalu berdzikir, tapi mengapa setan tidak pernah terusir?” tanya orang tersebut.
Imam Al Ghazali menjawab menggunakan analogi anjing dan makanannya.
“Setan itu seperti anjing kalau kita hardik, anjing itu akan lari menyingkir. Jika di sekitar diri kita masih terdapat makanan anjing, niscaya anjing itu tetap akan datang kembali. Bahkan, anjing itu akan selalu mengintai diri kita dan ketika kita lalai, ia akan menghampiri dan memakan makanan itu,” jawab Imam Al Ghazali.
“Begitu pula halnya dengan dzikir, dzikir tidak akan bermanfaat bila di dalam hati kita masih kita sediakan makanan-makanan setan. Ketika sedang memburu makanan, setan tidak akan takut dibentak dengan dzikir apapun,” lanjut Imam Al Ghazali.
“Pada kenyataannya, bukan setan yang menggoda kita, tetapi kitalah yang menggoda setan dengan berbagai penyakit hati yang kita derita,” ungkap Imam Al Ghazali.
“Kita harus membersihkan “kotoran” dalam hati yang kita tanam melalui perilaku kita yang tercela, seperti hasad/dengki, zalim, benci, marah, ghibah, namimah, ujub, riya, takabur/sombong dan sebagainya,” saran Imam Al Ghazali.
Menurut Imam Al Ghazali, jika tidak segera dibersihkan, kotoran itu suatu saat akan menjadi terlalu tebal untuk kita bersihkan.
Dengan demikian, didapatkan kesimpulan bahwa keberadaan setan yang membandel meskipun kita rajin berdzikir adalah karena kita yang menyediakan makanannya dan memancingnya untuk datang dan mendekat.***
