Anwar Ibrahim: Pemimpin Rendah Hati ditempa Melalui Keterasingan

Pemimpin Rendah Hati
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim berkunjung ke Indonesia. Itu adalah kunjungan pertamanya sejak dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia pada November 2022.

Pada Senin (1/9/2023), Anwar berkunjung ke Istana Kepresidenan Bogor untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain Memorandum of Understanding (MoU) antara pihak swasta kedua negara dengan nilai proyek hingga 1,16 miliar ringgit Malaysia atau sekitar Rp4,13 triliun (kurs Rp3.564).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Usai bertemu Jokowi, Anwar menghadiri CT Corp Leadership Forum di Menara Bank Mega, Jakarta. Dalam acara tersebut, Anwar berbicara secara terbuka tentang suka duka kehidupannya, isolasi hingga menjadi Perdana Menteri Malaysia saat ini.

Berikut petikan pidato Anwar Ibrahim dalam CT Corp Leadership Forum:

Arti Keadilan

Saya mau bicara sebagai sahabat karena dalam menghadapi lika-liku hidup, getir, pasang surut, lebih banyak surut dari pada pasang, saya tidak pernah merasa terasing di Indonesia

Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Presiden Joko Widodo yang memberikan sekali lagi penghormatan kepada saya mengundang saya ke sini secara resmi dan memberikan sambutan yang sangat hangat, membicarakan dengan terus terang dengan maksud mengangkat dan menyukseskan hubungan bilateral Malaysia dan Indonesia.

Juga menyelesaikan hal-hal yang terbalut sekian lama, termasuk permasalahan yang amat melukai perasaan rakyat Indonesia soal TKI dan sebagainya. Saya jawab kepada Presiden: “Saya ini juga dari orang yang tersisih dan terbuang, lebih mengerti arti keadilan, pemerataan, keadilan sosial”.

Jadi sekarang menjadi tanggung jawab saya untuk memastikan bukan soal memihak kepada Indonesia atau Malaysia tapi memihak kepada prinsip keadilan dan manusiawi atau karamah insaniah.

Peta Politik dan Ekonomi

Insya Allah dengan perubahan peta politik di Malaysia, kita melihat peningkatan hubungan dua negara bertetangga yang belum pernah dicapai dan dicatat sebelumnya.

Tentunya kita harus berpusat dan berpangkalan pertamanya kepada permasalahan ekonomi. Soal-soal yang saya sebut tadi, sempadan, layanan pekerja, dan soal kerja sama dalam berbagai bidang kita teruskan, tapi tumpuan kita fundamentalnya tetap ekonomi.

Ini karena kita berhadapan dengan suatu kemelut ekonomi yang belum ada kepastian penyelesaiannya. Seusai Covid-19 kita masih menghadapi suasana global yang belum menentu.

Tapi saya tidak mewakili pandangan yang pesimis dalam politik atau ekonomi sebab saya survive. Kalau tidak, pingsan lama di penjara. Tapi, dalam keadaan paling rumit di penjara saya masih optimistis. Insyaallah ini masalah waktu, dengan pertolongan Allah kemenangan akan tercapai dekat dekat itu kita hanya mampu berdoa.

Begitu juga ekonomi sebagaimana yang disebut Keynes kalau diserahkan kepada para pakar-pakar ekonomi itu tidak semestinya menjawab sebuah permasalahan, tapi tanggung jawab kita selama ada pimpinan, atau konglomerat, businessman adalah untuk berencana supaya memanfaatkan waktu dan kebijakan semaksimal untuk memperbaiki keadaan.

Saya percaya insyaallah pandangan dan ranah yang sangat pesimistis itu tidak semestinya benar. Ini sudah kita lihat sebagaimana teori Oswald Spengler, Decline of the West, dia orang anti Barat jadi seolah-olah barat akan runtuh besok. Itu mengandaikan bahwa orang barat tidak mau bikin apa-apa secara positif atau negara China akan menghadapi kemelut yang dalam.

Jangan kita andaikan pemimpinpemimpin China dan ahli negara itu akan diam dan tidak memikirkan hal dan solusi yang baik. Sebab itu, saya masih menyatakan bahwa Spenglerian pesimisme yang disebut itu baik dalam politik atau ekonomi tidak semestinya benar.

Demokrasi dan Budaya Korupsi

Tanggung jawab kita sebagai manusia adalah berusaha mencari solusi dan melakukan perubahan dengan segala daya upaya kita, tapi bagi saya fondasinya dimulai dari kepemimpinan.

Itu sebabnya saya memilih untuk memulai dengan mengambil sikap seorang pemimpin yang lebih bertanggung jawab dan mau mendengarkan pendapat dan saran dan itu artinya demokrasi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *