Gelombang Resesi 2023 Akankah Lebih Hebat dari Krisis Ekonomi 2008?

Gelombang Resesi 2023
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Risiko resesi ekonomi global tidak terhindarkan bagi beberapa negara maju, terutama Amerika Serikat.

Pasalnya, bank sentral seperti The Fed akan gencar menaikkan suku bunga sepanjang tahun 2022 untuk meredam lonjakan inflasi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pengetatan kebijakan moneter, termasuk pengetatan jumlah uang beredar yang signifikan, dilakukan selama hiperinflasi di awal 1980-an.

Kebijakan-kebijakan ini berhasil menahan inflasi, tetapi dengan biaya resesi ekonomi. Forbes memperkirakan badai resesi akan melanda pada akhir 2023 atau awal 2024.

Secara historis, ada jeda satu tahun antara perubahan kebijakan moneter dan dampaknya terhadap perekonomian masing-masing negara.

Beberapa analis memperkirakan resesi akan melanda lebih awal, di pertengahan tahun.

Namun, konsensus menyatakan bahwa pada 2023 akan terjadi gejolak ekonomi yang hebat di dunia.

Penurunan ekonomi pada 2023 kemungkinan besar akan berbeda dari krisis pada 2008. Pasalnya, tidak seperti 2008, fundamental pasar perumahan saat ini lebih sehat.

Menjelang resesi hebat, perbankan dengan mudah memberikan kredit murah dan mudah kepada peminjam yang tidak memenuhi syarat dan pemberian kredit perumahan juga berada di bawah pengawasan yang lemah.

Hal ini mengakibatkan gelembung perumahan yang membuat bank dan investor memegang triliunan dolar AS kredit perumahan yang tidak berharga ketika gelembung itu pecah.

Sementara pada 2021, inflasi mendorong pasar ke rekor tertinggi, tapi yang terjadi bukanlah gelembung, melainkan disebabkan oleh disrupsi rantai pasok dan berhentinya kegiatan ekonomi akibat Covid-19.

Namun demikian, tidak satu pun dari tekanan tersebut menunjukkan risiko yang meluas seperti krisis subprime mortgage pada 2008.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *