Mengenai Capres PDIP, Kata Puan Bukan Harus Puan Maharani

Mengenai Capres PDIP, Kata Puan Bukan Harus Puan Maharani (foto istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Sekalipun merupakan anak Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR RI Puan Maharani mengakui dirinya tak mendapat hak istimewa (privilese) dari Ketum PDIP tersebut. Termasuk juga ihwal tiket maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.

“Ibu Mega itu bukan urusan anak, tapi bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara. Dan apakah siapa, bagaimana, pasti Bu Mega punya pertimbangan sendiri,” kata Puan dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/1/2023).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah talkshow di salah satu stasiun TV nasional.

Puan menilai, menjadi anak Ketum PDIP tak berarti akan dipilih maju sebagai capres dari partainya. Akan tetapi jika nantinya Megawati memang memilih dirinya untuk maju sebagai capres, hal tersebut bukan karena status ibu-anak melainkan karena dianggap sebagai kader terbaik.

“Bukan soal anak, tapi seorang kader yang dianggap mumpuni. Jadi bukan berarti harus Puan Maharani,” sambungnya.

Menurut Puan, anggapan soal Megawati akan memberinya ‘golden ticket’ karena kapasitasnya sebagai anak merupakan hal yang salah. Sebab selama ini, dirinya mendapat penugasan dari Megawati sebagai representasi partai juga.

“Salah banget. Tidak segampang itu, dan tidak pernah kayak gitu. Jadi penugasan yang diberikan kepada saya bukan karena saya minta tapi karena Bu Mega menugaskan, memberi amanah,” tuturnya.

“Bukan juga saya ikut-ikut saja, tapi Bu Mega juga sudah menentukan, amanah atau posisi mana yang kira-kira Puan itu cocok. Dan bisa atau mampu tidak saya ditempatkan di posisi tertentu,” imbuh Puan.

Ketua DPP PDIP Bidang Politik tersebut pun mengaku atas penugasan tersebut, ia harus bekerja keras membuktikan dirinya mampu. Bahkan saat dirinya terjun ke dunia politik praktis mengikuti jejak Megawati, Puan menyebut harus bekerja keras seperti kader-kader PDIP lainnya.

“Bukan hanya duduk-duduk saja atau dengan karpet merah. Aduh kalau orang tahu berat sebenarnya, bukannya gampang untuk menjadi Puan hari ini. Saya juga harus buktikan mampu dan bisa,” sebutnya.

Terkait tugas yang diembannya, Mantan Menko PMK ini pun memiliki tantangan tersendiri, terlebih dirinya merupakan anak dari Ketum partai besar yang juga pernah menjadi presiden. Hal itu lantaran ada banyak ekspektasi yang ditujukan kepadanya. Meski demikian, Puan mengaku tidak menganggapnya sebagai beban.

“Tapi ini menjadi tantangan. Jadi ya harus bisa, harus mampu. Harus berjuang dan banyak belajar. Kita tunjukkan kalau kita bisa,” katanya.

“Maka saya menjalani hal tersebut dengan harapan saya dapat berguna. Bukan hanya untuk diri saya atau keluarga saya saja, tapi untuk bangsa dan negara, dan juga yang paling penting adalah untuk perempuan Indonesia,” lanjut Puan.

Puan juga menegaskan perlakuan Megawati sebagai ibu dan sebagai ketum tidaklah sama. Bahkan kepada Puan, Megawati selalu meminta agar ia bekerja dengan baik untuk PDIP. Oleh karena itu, ia selalu berupaya memberikan yang sebaik mungkin saat mendapat amanah dari partai.

“Jadi sangat berbeda ketika Ibu Megawati sebagai seorang ketum, dan Ibu Megawati sebagai ibu. Berbeda sekali. Kalau urusan sebagai Ketum atau untuk bangsa dan negara itu saklek. Kita sering berdiskusi bahkan sering berdebat,” paparnya.

“Dan saya merasa tidak ada privilese untuk saya, karena saya selalu diminta untuk bekerja, turun ke bawah, yang sabar, yang kuat dalam menghadapi tantangan. Itu saya jalani. Jadi kalau dibilang semuanya itu karpet merah, itu nggak ada,” tegas Puan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *