Kiat Meraih Sakinah Mawaddah wa Rahmah dalam Berkeluarga

Meraih Sakinah Mawaddah wa Rahmah
Moh. Sulthon Amien, Penulis adalah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ketua Dewan Pembina Yayasan Insan Mulia Surabaya, dan Direktur Utama Laboratorium Klinik Parahita Surabaya.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Pemberian Allah telah banyak dirasakan umat manusia, sampai untuk menghitungnya saja tak mampu, betapa luas dan luar biasa jumlahnya. Namun, kata Allah pemberian-Ku itu sangat sedikit, belum seberapa, jika dibandingkan dengan nikmat yang masih ditinggal akan dinikmati untuk hamba-hamba-Nya yang salihin di yaumul akhirah nanti.

Allah mempunyai seratus rahmat. Yang diturunkan di dunia ini baru satu. Termasuk mengapa kuda tidak mau menginjak bayinya yang masih kecil, ya, karena rahmat Ilahi yang satu tadi. Sedangkan yang sembilan puluh sembilan masih ditahan untuk di akhirat kelak.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rahmah menghasilkan kesabaran, murah hati, dan tidak mudah cemburu. Pemiliknya tidak angkuh, tidak juga pemarah, apalagi pendendam. la menutupi segala sesuatu dan sabar menanggung segalanya.

Mengapa al-Quran menggarisbawahi hal ini dalam rangka jalinan perkawinan? Agaknya betapa pun hebatnya seseorang, dia pasti mempunyai kelemahan. Dan betapapun lemahnya seseorang pasti juga ada unsur kekuatannya.

Suami dan istri tidak luput dari hal demikian. Sehingga mereka harus saling melengkapi. Di samping itu, bisa jadi potensi mawaddah yang diciptakan Allah pada diri setiap suami belum terasah dengan baik, sehingga belum mencapai tingkatan dapat menjamin kelanggengan hubungan harmonis. Bisa jadi ada unsur lain, katakanlah kelahiran anak-anak, yang menjadikan mawaddah mengalami erosi. Di sinilah faktor rahmah berperan.

Rahmah yang menghiasi jiwa seseorang mampu membendung keinginan dan kebutuhan yang berpotensi menyakiti pasangannya. Seorang suami mungkin mendambakan anak, tetapi istrinya mandul atau bisa jadi dorongan seksual suami tidak terpenuhi melalui seorang istri, yang menjadikannya terdorong untuk berpoligami, tetapi dia menyadari bahwa hal tersebut akan menyakitkan istrinya, maka rahmat yang menghiasi dirinya terhadap istrinya akan membendung keinginan tersebut.

Ketika itu suami akan berkorban demi cinta dan kasihnya kepada istrinya. Demikian juga dapat terjadi terhadap istri. Dia akan merasakan kepedihan karena kebutuhan suami atau keinginannya yang tidak terpenuhi, sehingga rahmat yang terhunjam dalam jiwanya akan mengundangnya berkorban dan mengizinkan sang suami untuk  meraih  dambaan dan  keinginannya. Di sinilah teruji cinta dan rahmat itu.

Dari tingkat mawaddah, suatu hubungan tarik-menarik antara dua jenis manusia dapat mencapai jenjang yang lebih mulia, yaitu rahmah. Rahmah adalah jenis kecintaan llahi karena bersumber dan berpangkal dari sifat Tuhan yang Rahman dan Rahim. Maka sama dengan pesan Nabi dalam sebuah hadis agar manusia berusaha meniru akhlak Allah, hubungan saling cinta antara dua orang manusia lain jenis dapat mencapai kualitas kecintaan yang tidak terbatas, yang serba meliputi, murni, dan sejati (Rachman, 2007).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *