Hajinews.id – Bukan rahasia lagi kalau kebanyakan orang Tionghoa selalu sukses dalam berbisnis.
Tak heran, beberapa bisnis di Indonesia dimiliki oleh konglomerat asal China. Mulai dari pabrik rokok, mi instan, real estate hingga bank swasta. Padahal, usaha kecil yang dijalankan orang keturunan Tionghoa jarang bangkrut.
Tentu tidak mudah untuk menjadi seorang pengusaha sukses, Anda harus bekerja keras dan belajar ilmu ekonomi terus menerus untuk memperluas wawasan Anda. Namun melihat keberhasilan orang Tionghoa dalam mengelola bisnis ini bisa menjadi inspirasi untuk menjalankan bisnis.
Lantas, strategi bisnis apa yang dimiliki orang China agar berhasil mengembangkan bisnisnya? Lihat ulasannya.
1. Berhenti mengeluh dan cari peluang
Jika Anda ingin sukses dalam segala hal yang Anda lakukan, Anda harus berhenti mengeluh atau menyalahkan. Banyak orang mengeluh tentang banyak hal dalam hidup mereka. Mereka mengatakan bahwa bos mereka tidak cukup baik, mereka mengeluh tentang pasangan mereka, dan mereka menyalahkan ekonomi atas hasil buruk mereka.
Jack Ma, pemilik Alibaba mengatakan bahwa ketika Anda mengeluh, Anda akan kehilangan kesempatan karena Anda dibutakan oleh keluhan tersebut.
Napoleon Hill yang merupakan penulis best seller dalam buku “Think and Grow Rich”, menuliskan dalam bukunya, “Setiap kesulitan, setiap kegagalan, setiap sakit hati disertai dengan benih manfaat yang sama atau lebih besar.”
Jack sangat setuju dengan pernyataan ini. Dikatakannya, daripada mengeluh membabi buta, carilah peluang di dalam masalah. Di mana ada masalah, akan ada peluang.
2. Prioritaskan pelanggan
Melansir dari BBC, Jack Ma mengatakan bahwa dia lebih menghargai pelanggannya daripada pemegang sahamnya. Dia akan menempatkan pelanggannya sebagai nomor satu dan komponen terpenting perusahaannya, dan yang kedua adalah karyawannya, dan kemudian diikuti oleh pemegang saham.
Jack percaya bahwa pemegang saham akan datang dan pergi. Dan satu-satunya cara untuk memastikan bahwa pemegang saham menghasilkan uang adalah dengan menjadikan pelanggan sebagai prioritas.
Ketika pelanggan membeli dari Anda, bisnis Anda menguntungkan dan pemegang saham akan senang. Jack sering memberi tahu timnya bahwa pelangganlah yang membayar mereka uang, dan dia mendorong timnya untuk menjadikan pelanggan sebagai prioritas mereka.
3. Menerapkan mental ‘Guanxi’
Berdasarkan Marketing to China, “Guanxi” adalah model hubungan sosial tradisional di Tiongkok, berdasarkan kerja sama, timbal balik, dan kepercayaan yang saling menguntungkan. Istilah ini secara kasar dapat diterjemahkan sebagai “koneksi pribadi”, atau “jejaring sosial”.
Pada dasarnya, itu adalah sistem hubungan sosial, berdasarkan kerja sama yang saling menguntungkan, timbal balik dan kepercayaan, baik di tingkat pribadi maupun bisnis. Jika Anda berada dalam hubungan ” Guanxi ” dengan seseorang, Anda diharapkan saling membantu dan mendukung satu sama lain jika diperlukan.
Guanxi berakar pada filosofi Konfusianisme, adapun salah satu caranya dengan melakukan makan malam bisnis untuk mengembangkan hubungan bisnis Anda
Pertemuan makan malam biasanya digunakan untuk menyelidiki satu sama lain dengan lembut tanpa komitmen formal apa pun.
4. Hemat
Salah satu anjuran bisnis ala orang China adalah hemat menjadi sebuah anjuran yang harus diterapkan, sehingga pengeluaran seseotsng tidak lebih besar dari pendapatan.
Sebuah buku China klasik berjudul Dao De Jing menjelaskan bahwa ada tiga harta terbesar yang dapat dimiliki oleh manusia, diantaranya adalah cinta, berhemat, dan kemurahan hati.