Kisah Abu Nawas: Bocorkan Cara Mati Syahid bagi Para Jomblo

Cara Mati Syahid bagi Para Jomblo
Cara Mati Syahid bagi Para Jomblo. Foto: ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – KISAH Abu Nawas kali ini tentang sosok humoris itu yang membocorkan cara mati syahid bagi para jomblo. Bagaimana caranya? Unik sekali pemikiran Abu Nawas ini.

Dilansir nu.or.id, Ade Opa Mustofa kiai muda asal Jampang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengungkapkan Ibnu Katsir bercerita suatu hari Abu Nawas bersama ahli hadits yang lain datang ke majelis Syekh Abdul Wahid bin Ziyad. Kemudian Syekh Abdul Wahid menyuruh para ahli hadits membacakan masing-masing 10 hadits yang sudah dibacakannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Akhirnya para ahli hadits itu memilih masing-masing 10 hadits, kecuali Abu Nawas. Kemudian Syekh bertanya kepada Abu Nawas, “Mengapa kamu tidak memilih hadits seperti mereka?”

Kemudian Abu Nawas melantunkan syairnya:

لَقَدْ كُنَّا رَوَيْنَا # عَنْ سَعِيْدٍ عَنْ قَتَادَةْ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ المُسَيَّ # بِ ثُمَّ سَعدِ بْنِ عُبَادَةْ

وَعَنِ الشَعَبيِّ وَالشَّعْ # بِي شَيْخٌ ذُو جَلَادَةْ وَعَنِ الأَخْبَارِ نُحْكِي# هِ وَعَنْ أَهْلِ الإِفَادَة أَنَّ مَنْ مَاتَ مُحِبَّا # فَلَهُ أَجْرُ شَهَادَةْ

Selesai melantunkan syair ini, kemudian Syekh berkata, “Kamu berdiri dan keluar dari hadapanku wahai orang cabul. Aku tidak bicara kepadamu, juga tidak seorang pun yang ada di sini mengharapkan kehadiranmu.”

Kisah itu sampai kepada Imam Malik bin Anas dan kepada Ibrahim bin Yahya. Lalu mereka berdua berkomentar:

“Seharusnya Abdul Wahid bicara dengan Abu Nawas dengan memberikan pengertian kepadanya, jangan langsung dihakimi. Jika benar Abu Nawas salah, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala meluruskannya.”

Menurut Ibnu Katsir, hadits Nabi yang dibuatkan syair oleh Abu Nawas ini benar adanya, sebagaimana diriwayatkan Ibnu Ady dalam Al Kamil-nya, sebuah hadits dari Ibnu Abbas dengan status mauquf marfu’:

مَنْ عَشَقَ فَعَفَ فَكَتَمَ فَمَاتَ مَاتَ شَهِيْدًا

“Barang siapa yang jatuh cinta lalu ia menahannya dan menyembunyikan rasa cintanya sampai ia mati, maka ia mati dalam keadaan mati syahid.”

Makna hadits ini menurut Ibnu Katsir, seseorang yang jatuh cinta, tapi dia tidak bisa memilihnya dan tidak mampu memilikinya. Lalu ia bersabar dan menahan dari perbuatan tercela.

Kemudian meninggal sebab tidak sanggup menahan rasa cintanya. Maka dia akan mendapat pahala yang banyak. Jika hadits ini sahih maka yang meninggal karena itu akan mendapatkan pahala mati syahid.

Dalam Faidhul Qodir, hadits ini diriwayatkan oleh Aisyah. Adapun mengenai status hadits ini, para ulama berbeda pendapat, karena yang meriwayatkan hadits ini ada yang namanya Suwaid bin Sa’id maka Imam Ahmad menyatakan hadits ini sebagai hadits matruk.

Ibnu Qoyim juga menyatakan hadits ini maudhu, sehingga tidak boleh menyandarkan ungkapan ini kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *