Pesan Gubernur Jatim Khofifah Ketika Apel Merah Putih 10 ribu Ansor-Banser

Apel Merah Putih 10 ribu Ansor-Banser
Apel Merah Putih 10 ribu Ansor-Banser
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Banser. Hal ini tak lepas dari komitmennya untuk berada di garda terdepan dalam melindungi Ulama Nahdlatul Ulama (NU) dan terus menjadi benteng negara kesatuan Republik Indonesia.

“Terimakasih GP Ansor dan Banser atas seluruh soliditas, solidaritas, komitmen dan kontribusinya yang luar biasa. Selama ini sudah selalu berada di garda terdepan NU dan membuat kami semua aman dan tenang. Ini baru sebagian kekuatan Banser Kab. Malang saja,” tutur Gubernur Khofifah saat menghadiri Apel Merah Putih 10.000 Banser Kabupaten Malang di Stadion Kahuripan, Talok Turen, Kabupaten Malang, Minggu (22/1/2023).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Apalagi jika Banser seluruh Jatim turun semua, maka resonansinya akan memberi ketenangan di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Ketua Umum PP Muslimat NU ini berpesan agar GP Ansor dan Banser dapat selalu menyeimbangkan antara zikir dan pikir. Sebab tanpa keduanya, toleransi dan moderasi antar umat tidak akan bisa tercapai. “Kekuatan antara zikir dan pikir tolong tetap dijaga selalu, dan jadikan itu sebagai kekuatan bagi GP Ansor dan Banser,” pesannya.

Khofifah menekankan, bahwa nafas dari GP Ansor dan Banser bukan cuma nafas keislaman, melainkan juga nafas Pancasila, nafas kebangsaan.

Karena itu, ia mengimbau semua jajaran GP Ansor dan Banser untuk menjadikan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, NKRI serta UUD 1945 sebagai kekuatan gerakan mereka. Dengan itu, kerukunan, saling menghormati, saling memahami (tafahum) serta saling mempercayai di antara umat beragama, ras, dan suku bangsa dapat berjalan secara harmoni.

Dia menekankan bahwa hubungan antara Islam dan Pancasila, NU-Islam dan Pancasila merupakan hasil dari gagasan besar olah zikir dan pikir untuk menjaga keseimbangan kehidupan kemasyarakatan, keagamaan, kebangsaan dan kenegaraan.

“Sejak dulu ketika pancasila diputuskan sebagai asas tunggal, semua keluarga besar NU telah menempatkan Pancasila sebagai working ideology karenanya GP Ansor dan Banser gerakannya memiliki nafas Pancasila yang kuat tanpa harus dipertentangkan dengan ajaran agama (Islam),” tegasnya.

Orang nomor satu di Jatim itu pun memberikan 3 kunci untuk menjaga keberlangsungan toleransi melalui nafas keislaman dan Pancasila. Yaitu mutual understanding, di mana masyarakat yang beragam harus bisa saling memahami. Diikuti dengan tindakan saling menghormati. Dan yang terakhir kepercayaan yang terjalin antar umat yang beragam.

“Kekuatan kita pada pada kebersamaan kita, mutual understanding, mutual respect, dan mutual trust. Kemudian dari situ muncul tepo seliro dan kekuatan toleransi serta moderasi,” lanjut Khofifah.

Ia pun melanjutkan, apabila terdapat perbedaan pendapat di dalam dan di luar GP Ansor dan Banser, maka harus menyikapi dengan adil sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh para Kiai di NU dengan menjunjung tinggi musyawarah mufakat.

“Jika terjadi perbedaan pendapat baik dari luar dan dalam, maka koridornya adalah kekuatan yang telah diajarkan oleh para kiai kita, yaitu musyawarah, mufakat,” tandasnya

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *