Eks Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana sempat mengatakan bahwa seiring masuknya BPKH sebagai pemegang saham pengendali, perseroan terus berproses membangun infrastruktur. “Kita telah menjalankan proses baru, bangun infrastruktur,” katanya dalam acara peresmian kerja sama pembiayaan haji khusus (Prohajj) dan umrah tahun lalu (22/11/2022).
Bersih-bersih Aset Bermasalah
Pada September 2021, Bank Muamalat menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA untuk mengelola aset bermasalah senilai Rp10 triliun.
Terbaru, Bank Muamalat telah melelang aset berupa properti megah bernama The Maj Collection Hotel and Residences di Bandung, Jawa Barat. Apartemen milik mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan itu memang sudah lama bermasalah.
Berdasarkan informasi di situs Lelang Indonesia, Bank Muamalat melelang The Maj Collection Hotel and Residences dengan harga Rp314,2 miliar.
Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Hayunaji mengatakan bahwa informasi lelang tersebut benar dilakukan oleh Bank Muamalat. “Dapat kami sampaikan bahwa properti tersebut benar sedang dalam proses lelang oleh Bank Muamalat yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya kepada Bisnis.
Sementara itu, Bank Muamalat sendiri tercatat telah membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp31,61 miliar pada kuartal III/2022. Jumlah tersebut melesat 332 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp7,31 miliar.
Total aset perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 15 persen yoy atau dari Rp52,06 triliun menjadi Rp59,77 triliun. Total ekuitas Bank Muamalat atau BMI juga tumbuh 31 persen yoy menjadi Rp5,21 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana, total dana pihak ketiga (DPK) perseroan terpantau tumbuh tipis dari posisi Rp43,82 triliun pada September 2021 menuju Rp44,95 triliun tahun ini.
Beberapa rasio keuangan BMI juga menunjukkan perbaikan. Net operating margin (NOM), misalnya, naik menjadi 0,18 persen. Sementara itu, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing melaju ke level 0,09 persen serta 0,84 persen.
Sumber: bisnis