Menkeu Sri dan Hantu Inflasi 2023, Simak Sederet Pernyataannya

Ilustrasi Sri Mulyani (Foto: Edi Wahyono)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Sejak tahun 2022, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati rajin membicarakan soal inflasi di Indonesia. Fenomena besar ini berpeluang terjadi akibat resesi global yang diprediksi melanda tahun ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan inflasi di Indonesia pada Januari 2023 tercatat sebesar 5,28 persen (year on year/ YoY). Angka tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya pada Desember 2022 yang nilainya 5,51 persen (YoY).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Febrio, tren inflasi mulai turun perlahan. Utamanya dari administered price yang berasal dari harga bahan bakar minyak atau harga BBM. Pemerintah terus mengantisipasi pergerakan harga komoditas energi dan ketersediaan pasokan BBM. Hal ini intuk memastikan fungsi stabilisasi anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN.

Berikut rangkuman sejumlah pernyataan Kemenkeu Sri Mulyani Indrawati ihwal inflasi, dikutip dari Tempo.co

1. 2023 merupakan tahun ujian perekonomian global

Awal tahun lalu Sri Mulyani menyebut 2023 merupakan tahun ujian bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. Tantangan itu berupa pengendalian inflasi global, mencegah resesi terjadi, dan terus meningkatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Pihaknya berharap seluruh pemangku kepentingan, khususnya Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), untuk bekerja sama menjaga stabilitas ekonomi nasional.

“Karena ini akan menjadi ujian yang sangat berat bagi kita semua menghadapi tahun 2023,” ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di akun YouTube Indonesia Stock Exchange pada Senin, 2 Januari 2023.

2. Sri Mulyani ungkap prakiraan pertumbuhan ekonomi global 2023 hanya 2,7 persen

Sri Mulyani menyatakan Indonesia perlu waspada terhadap berbagai potensi risiko, salah satunya resesi yang akan mengancam perekonomian global pada 2023. Sri Mulyani menuturkan potensi resesi tahun ini, salah satunya mulai tercermin dari Dana Moneter Internasional (IMF). IMF memperkirakan ekonomi global 2023 hanya tumbuh 2,7 persen.

“Saya ingin sampaikan beberapa alasan untuk kita waspada (pada 2023) sebelum kita optimis (pada 2023),” katanya dalam CEO Banking Forum di Jakarta, Senin, 9 Januari 2023.

3. Inflasi jadi satu dari beberapa masalah yang jadi fokus pemerintah pada 2023

Menteri Keuangan menekankan empat hal yang menjadi fokus untuk ditangani pada 2023 ini. Keempat hal itu adalah inflasi, kemiskinan ekstrem, investasi, hingga stunting. Dia menjelaskan, laju inflasi harus diredam karena dapat mempengaruhi banyak hal. Kenaikan harga ini juga jadi diwanti-wanti oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar seluruh institusi pemerintah, tidak hanya Bank Indonesia (BI), untuk bergerak bersama mengendalikan inflasi.

“Saya berharap tentu Kementerian Keuangan dengan instrumen fiskalnya, kita punya anggaran ketahanan pangan, termasuk untuk pertanian, serta punya dana transfer ke daerah,” kata Sri Mulyani melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 18 Januari 2023.

4. Dunia sedang hadapi disrupsi ekonomi dan inflasi

Sri Mulyani mengungkapkan saat ini dunia tengah menghadapi ancaman disrupsi ekonomi, kenaikan harga komoditas, inflasi, serta merosotnya kondisi sosial, dan pelemahan ekonomi. Situasi ini disebutnya berimbas terhadap ketahanan pangan dan energi, serta perubahan global supply chain. Di beberapa negara bahkan telah memicu gerak inflasi.

“Di tahun 2023, tantangan telah bergeser dari risiko kesehatan menjadi risiko finansial dan geopolitik,” kata Sri Mulyani dalam acara Kunjungan Kerja dan Dialog Menteri Keuangan bersama Pengusaha di PT Samsung Electronics Indonesia di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 27 Januari 2023.

5. Banyak negara ekonominya sedang terperosok, tapi tidak termasuk Indonesia

Sri Mulyani baru-baru ini menyinggung soal kondisi ramalan ekonomi global

2023 yang gelap gulita. Pihaknya mengungkapkan banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, yang situasi ekonominya sedang terperosok. Tetapi, ungkapnya, Indonesia tidak termasuk di dalamnya.

“Jadi kalau disebutkan Indonesia situasi ekonominya tidak baik-baik saja, mungkin saya koreksi. Yang tidak baik-baik saja itu di sana,” katanya, dalam kuliah umum virtual pada Jumat, 3 Februari 2023.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *