Membaca Pilpres 2024 Dengan Tafsir “Iqra”

Membaca Pilpres 2024
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Bacalah (iqra).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Makna dasar dari kata iqra, ditemukan dari kata “qara’a” yang berarti ‘mengumpulkan’ atau ‘menghimpun sesuatu yang berserak’. Hal itu, karena sesuatu yang hendak dibaca mestilah dikumpulkan terlebih dahulu huruf-huruf yang berserak, hingga menjadi satu kalimat yang sempurna. Tanpa melakukan hal tersebut maka tentu huruf-huruf yang berserakan itu sulit untuk dibaca. Hal itu karena setiap huruf memiliki nama, sifat dan perbuatannya masing-masing.

Jika pengertian ‘menghimpun yang berserak’ ini dijadikan terminologi gerakan, maka ia dapat bermakna ‘konsolidasi’. Dalam hubungannya dengan pilpres 2024 sebagaimana tema dari catatan ini, maka pengertian iqra dapat berarti konsolidasi politik menghadapi pilpres 2024.

Lalu kita akan lihat kelanjutan ayat pada surah al-alaq ayat 1 tersebut untuk mengetahui siapa-siapa pelakunya. Mana diantara pelaku itu yang aktif mana yang semestinya passif.

Iqra Bismi rabbikalladzi khalaq “Bacalah dengan nama pemeliharamu yang telah menciptakan”.

Kata Bismi diterjemahkan “dengan nama” dalam hal ini Allah hadir dengan namanya sebagai “Rabb” (Yang Maha Memelihara). Kata ini juga bisa berarti sebagai pendidik, mentor, atau Maha Guru. Dialah yang paling pantas untuk hal itu, sebagaimana disampaikan pada kelanjutan ayatnya bahwa Dialah yang telah menciptakan. Dengan demikian, pada-Nya lah pengetahuan atas segala sesuatu yang telah ia ciptakan. Dan oleh karena itu, Dialah yang senantiasa aktif, karena Dialah pemilik eksistensi. Dalam kata “Bismi” ini, Dia Yang Maha Guru itu mengendalikan secara penuh makhluk-makhluk-Nya dan atau hamba-Nya yang disimbolkan oleh huruf “ba” dengan memberinya harakat (baris) kastra (dibawah), yang bermakna “dalam kendali penuh’, sehingga semua pergerakan yang disimbolkan oleh huruf “sin” terhenti, tertahan, atau non eksisten, dengan disukun (dimatikan pergerakannya), sehingga huruf mim yang didalamnya terdapat lokus pertemuan juga dengan sendirinya mesti diberi harakat kastra (dibawah), yang bermakna “dalam kendali penuh”. Dengan demikian, sejatinya yang membaca adalah Rabb itu sendiri. Demikian bahwa kalimat – Iqra Bismi rabbikalladzi khalaq adalah kalam-Nya atau firman-Nya dan bukan perkataan Nabi Muhammad SAW, karena sejatinya pada saat beliau menerima Wahyu keadaan (hal) Beliau sepenuhnya dibawah kendali Allah SWT. Seperti itulah proses pewahyuan itu berlangsung, sebagaimana disampaikan dalam surah An-Najm bahwa “tiadalah yang dikatakan oleh Muhammad itu melainkan adalah Wahyu”. Dan Beliau tidaklah menuruti hawa nafsunya.

Sebab itu, kita bisa memperhatikan bagaimana sebuah proses konsolidasi yang terjadi karena ada keterlibatan Allah didalamnya, dan mana yang tidak ada keterlibatan Allah didalamnya. Anda bisa mengamati bagaimana massa dapat berkumpul pada suatu titik kumpul yang seolah terjadi diluar kemampuan manusia untuk melakukannya. Sebuah konsolidasi massa dengan jumlah yang pantastik, didorong oleh keridhaan, keikhlasan berkorban dalam rangka hadir pada titik kumpul yang telah ditentukan. Tentu dan pasti akan berbeda, dengan kelompok massa yang dimobilisasi dengan iming-iming sembako, atau dibayar dengan berbagai istilah apakah itu “ongkos politik” atau “operasional politik”.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *