Jiwa Hewani dan Jiwa Rohani Menurut Al-Ghazali

Jiwa Hewani dan Jiwa Rohani
imam Al-Ghazali
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Alasan bagi kembalinya roh manusia ini merujuk ke dunia yang lebih tinggi adalah bahwa ia berasal dari sana dan bahwa ia bersifat malaikat. Ia dikirim ke ruang yang lebih rendah ini berlawanan dengan kehendaknya demi memperoleh pengetahuan dan pengalaman, sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur’an: “Turunlah dari sini kamu semuanya, akan datang padamu perintah-perintah dari-Ku dan siapa yang menaatinya tidak perlu takut dan tak perlu pula mereka gelisah.”

Menurut Al-Ghazali, ayat: “Aku tiupkan ke dalam diri manusia roh-Ku” juga menunjukkan asal samawi jiwa manusia. Sebagaimana kesehatan jiwa hewani adalah berupa keseimbangan dari bagian-bagian penyusunannya, dan keseimbangan ini bisa dipulihkan jika mengalami gangguan, oleh obat-obat yang sehat, demikian pulalah kesehatan jiwa manusia berbentuk suatu keseimbangan moral yang dipelihara dan diperbaiki, jika dibutuhkan, oleh perintah-perintah etis dan ajaran-ajaran moral.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Imam Al-Ghazali, jiwa manusia secara esensial tak tergantung pada tubuh. Semua keberatan terhadap kemaujudannya setelah kematian, didasarkan pada dugaan adanya keperluan akan pemulihan jasad terdahulunya yang telah jatuh ke tanah.

Beberapa ahli kalam menduga bahwa jiwa manusia tak termusnahkan setelah mati, malah terpulihkan. Tetapi hal ini, menurut al-Ghazali, sesungguhnya bertentangan baik dengan nalar maupun al-Qur’an. Yang disebut terdahulu menunjukkan pada kita bahwa kematian tidak menghancurkan individualitas esensial seorang manusia.

Al-Qur’an berkata, “Jangan kamu pikir orang-orang yang terbunuh itu jalan Allah itu telah mati. Tidak! Mereka masih hidup, bergembira dengan kehadiran Tuhan mereka dan di dalam limpahan karunia atas mereka.”

Tidak satukata pun disebutkan di dalam syariah tentang orang-orang mati, yang baik maupun jahat, sebagai termusnahkan. Malah, Nabi SAW diriwayatkan telah bertanya kepada arwah orang-orang kafir yang terbunuh tentang apakah mereka mendapati hukuman-hukuman yang diancamkan kepada mereka sesuatu yang benar atau tidak.

Ketika para pengikutnya bertanya kepadanya apa gunanya bertanya kepada mereka, beliau menjawab: “Mereka bisa mendengar kata-kataku lebih baik daripada engkau.”

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *