Teman-teman jurnalisnya merasa tidak nyaman dengannya, bukan karena sikap atau perbuatan buruk, namun karena agama yang dianut Yvonne (mulai) saat itu. Ada juga yang menduga dirinya telah dicuci otak. Sebaliknya, Yvonne bahkan ingin bertanya kepada orang-orang yang ‘menangkap’ dirinya “mengapa mereka memperlakukan perempuan (Taliban) mereka sendiri seperti itu”. Bagi Yvonne, “dalam Al-Qur’an telah jelas semua, pria dan wanita sama-sama memiliki nilai, spiritualitas dan tanggung jawab”.
Berbagai video wawancara tentang mengapa dia menjadi mu’allaf diunggah agar ditonton banyak orang, dan berbagai komentar bisa dibaca. Berbagai komentar itu pada dasarnya bisa dibagi ke dalam dua; yang pro dan yang kontra.
Yang paling ‘ilmiah’ dan paling ‘penting’ untuk diperhatikan adalah berbagai komentar yang dibuat oleh orang-orang yang kontra terhadap Yvonne menjadi mu’allaf. Di dalam berbagai unggahan itu, mereka yang ‘kontra’ itu hampir selalu menggunakan kata ‘diculik’ dalam memberitakan peristiwa yang dialami Yvonne. Padahal, Yvonne sendiri mengakui bahwa dia bukan diculik, tapi ‘ditangkap’ oleh Taliban.
Ada perbedaan yang cukup penting dalam penggunaan dua kata itu. Kata ‘diculik’ mempunyai makna laten atau rasa bawaan bahwa penculik (Taliban) mempunyai niat untuk melakukan itu. Tetapi kata ‘ditangkap’ mempunyai makna laten atau rasa bawaan bahwa yang ditangkap (Yvonne) melakukan pelanggaran (memasuki wilayah/negara secara ilegal).
Bisa jadi kesalahan memilih kata dalam memberitakan hal ini dikarenakan oleh ‘ketidaktahuan’ atau justru ‘disengaja’. Jika tidak tahu mungkin bisa diklarifikasi, tapi jika disengaja maka bisa diduga bahwa menggunakan kata ‘diculik’ adalah ‘tindakan melabeli’ Taliban dengan (sesuai dengan apa yang ada dalam hati pengguna) ‘penculik’. Adapun tentang pilihan Yvonne untuk menjadi mu’allaf adalah urusan pribadi setelah melakukan perenungan tentang pilihannya (wallahu a’lam).
Pembaca yang dirahmati Allah,
Seringkali, kita lupa bahwa Allah menunjuki (hanya) siapa (saja) yang dikehendaki. Jadi, Yvonne adalah salah satu manusia yang dikehendaki Allah Subhanahu wata’ala untuk diberi petunjuk, sebagaimana firman Allah,
يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ
Artinya:
Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya, maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka (QS. Fathir, ayat 8).
Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat kita semua, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.
اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber : Ahmad Idris Adh
—ooOoo—