Haedar Nashir Mengucapkan Selamat atas Penganugerahan Doktor HC Sudibyo Markus

Penganugerahan Doktor HC Sudibyo Markus
Penganugerahan Doktor HC Sudibyo Markus
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Ketum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengucapkan selamat kepada Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010 Sudibyo Markus atas pengangkatan Doctor Honoris Causa dari UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada, Senin (13/2).

Selain kepada Sudibyo Markus, Haedar juga menyampaikan selamat kepada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan Cardinal Miguel Ayuso Guixot atas penganugerahan gelar yang Doctor Honoris Causa dalam bidang ‘Membangun Persaudaraan dalam Keragaman Kemanusiaan’.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Haedar, ketiga tokoh tersebut merupakan representasi dari kekuatan lintas iman dan lintas agama yang selama ini menebar benih-benih keagamaan yang mencerdaskan dan mencerahkan, sekaligus kedamaian bagi semesta.

“Tokoh-tokoh ini juga bukan hanya dalam wacana tetapi punya best practice – pengalaman lapangan yang mendorong usaha dialog antar iman, dialog antar golongan, bahkan dialog antar bangsa.” Ungkapnya.

Dari penganugerahan ini, Guru Besar Sosiologi ini mengingatkan pesan kepada seluruh perguruan tinggi agar menjadi kekuatan katalisator yang mengembangkan perdamaian, sekaligus meredam kebencian, perseteruan lebih-lebih di era sekarang yang didukung oleh media sosial yang mendukung terciptanya situasi yang tidak kondusif bagi usaha perdamaian.

Bukan hanya pada level nasional, Haedar juga mendorong lahirnya katalisator perdamaian pada level global atau dunia internasional. Dia menegaskan, bahwa perang saat ini dan masa yang akan datang tidak boleh terjadi lagi atas alasan apapun.

”Ketika apa yang terjadi di Ukraina dan Rusia sebenarnya itu tragedi besar dalam sejarah modern. karena pasca perang dunia kedua mestinya kita tidak boleh lagi ada perang-perang regional maupun perang apalagi yang bersifat global.” Imbuh Haedar.

Sementara itu, menghadapi tahun politik 2024 menurutnya Indonesia memerlukan keseriusan dari seluruh komponen bangsa untuk mendorong usaha perdamaian lintas iman dan agama agar tidak terintervensi oleh sikap partisan yang mereduksi persatuan dan keragaman akibat kepentingan politik jangka pendek.

“Di sinilah ujian bagi para tokoh agama dan umat beragama bagaimana menjadi kekuatan mediator dan meredam dari sikap-sikap politik yang memecah, sikap politik yang membelah, yang kemudian menjadikan politik menjadi fanatik buta dalam memperjuangkan kepentingannya.” Tandas Haedar.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *