Masalah datang untuk menguji sejauh mana ketangguhan kita. Tangguh bukan berarti tak kenal kata mengeluh. Tegar bukan berarti lolos serta merta dengan penuh sabar. Semua pasti bisa kita rasakan namun yang utama kala kita mampu berhikmah dengan keadaan.
Allah ta’ala berfirman,
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِيَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah (bersabar) niscaya Allah akan memberikan hidayah kepada hatinya. Allahlah yang maha mengetahui segala sesuatu.” (QS At Taghaabun: 11)
Kenyataan tak mungkin disesalkan. Begitulah kita diajarkan bagaimana menghadapi kenyataan dengan penuh keimanan.
Tak ada yang luput dari rencana terbaik-Nya. Tak ada yang terlewat dari skenario terindah-Nya.
Jalani, hadapi dan nikmati. Kehidupan itu banyak menghadirkan ilmu yang tak kita dapatkan di bangku sekolah. Hati yang penuh iman selayaknya pohon yang akarnya memghujam sehingga terpaan ujian tetap menguatkan.
Rasulullah ﷺ bersabda,
واعلم أن النصر مع الصبر ، وأن الفرج مع الكرب ، وأن مع العسر يسرا
“Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan.” (Hadits riwayat Abdu bin Humaid di dalam Musnad-nya dengan nomor 636, Ad Durrah As-Salafiyyah hal. 148)
Ustadzah Rochma Yulika