Hempasan yang begitu dahsyat itu pada akhirnya menjadi fatamorgana. Seperti halnya fatamorgana di gurun pasir, asap pekat yang menggumpal tampak seperti gunung padahal tidak ada gunung di sana (keterangan lain bisa dilihat di dalam ayat-ayat: Surah al-Kahf ayat 47, Thaha ayat 105-107, An-Naml ayat 88, al-Qari’ah ayat 5). Sementara itu, di dalam surat Al-Muzzammil, ayat 14, Allah Subahanhu wata’ala juga berfirman,
يَوْمَ تَرْجُفُ الْاَرْضُ وَالْجِبَالُ
وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيْبًا مَّهِيْلًا
Artinya:
(Ingatlah) pada hari (ketika) bumi dan gunung-gunung berguncang keras, dan menjadilah gunung-gunung itu seperti onggokan pasir yang dicurahkan (QS. Al-Muzzammil, ayat 14).
Bagi kita, penjelasan yang sudah terasa begitu dahsyat, masih juga ditambah lagi dan diulang lagi oleh Allah Subhanahu wta’ala. Tambahan itu misalnya, Allah berfirman,
وَّسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًاۗ
Artinya:
Dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana (QS. An-Naba’, ayat 20).
Semua keterangan tersebut tentunya untuk menjelas-tegaskan bahwa pada hari Kiamat, hari Kehancuran nanti semua akan hancur, apalagi manusia makhluk yang lemah seperti kita semua ini.
Mungkin lantas kita bertanya, mengapa Allah mengulang dan menambahkan keterangan tentang sesuatu. Padahal, mungkin kita sudah mengerti tentang apa yang terkandung di dalam satu saj ayat tersebut. Jawabnya mudah sekali, sedangkan diulang dan ditambah-tambah saja kita masih juga belum tergugah untuk menjadi beriman, apalagi jika hanya disampaikan satu kali.
Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.
اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber : Ahmad Idris Adh
—ooOoo—