Muhammadiyah Sudah Menetapkan Tanggal 1 Ramadhan 1444 H, Hasil Sidang Isbat Pemerintah: Berpotensi Sama

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Penetapan 1 Ramadhan 1444 Hijriyah hasil sidang isbat pemerintah berpotensi sama dengan PP Muhammadiyah yang telah menetapkan awal puasa pada Kamis 23 Maret 2023.

Namun, perbedaan penetapan awal Syawal dan Zulhijah juga berpotensi terjadi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Seperti yang pernah diungkap oleh Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid Syamsul Anwar.

Penetapan 1 Ramadan, kata Syamsul Anwar memiliki potensi sama dengan pemerintah.

Tetapi awal Syawal dan Zulhijjah ada potensi berbeda dengan pemerintah.

Hal itu dikarenakan karena Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujud hilal, sementara pemerintah berpedoman pada kriteria MABIMS.

“Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah hal ini karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat.” Tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan supaya jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan, karena umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan.

Perbedaan di tubuh umat Islam bukan suatu yang baru.

Oleh karena itu itu Haedar mendorong dari perbedaan itu lahir sikap saling menghargai, menghormati dan toleransi atau tasamuh, serta menimbulkan penghargaan dan kearifan atas perbedaan.

“Jangan juga dijadikan sumber yang membuat kita Umat Islam dan warga bangsa lalu retak, karena ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian denyut nad perjuangan perjalanan sejarah Umat Islam yang satu sama lain saling paham, menghormati dan saling menghargai.” Imbuhnya.

Pimpinan Pusat atau PP Muhammadiyah menerbitkan maklumat nomor 1/MLM/1.0/E/2023 tentang penetapan hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H

Hasil hisab tersebut menunjukkan bahwa bulan Ramadhan akan jatuh pada 23 Maret 2023.

“Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1444 H jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam maklumat tersebut.

“Kedua, 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat Pahing, 21 April 2023,” lanjutnya.

Sementara itu, dari hasil hisab juga, Muhammadiyah menetapkan 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada hari Senin Legi, 19 Juni 2023.

Dengan ini maka hari Arafah atau 9 Zulhijah 1444 H jatuh pada hari Selasa Wage, 27 Juni 2023, dan Idul Adha pada 10 Zulhijah 1444 H jatuh pada hari Rabu Kliwon, 28 Juni 2023.

“Demikian maklumat ini disampaikan agar menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah dan dilaksanakan sebagaimana mestinya,” ujar Haedar.

Mengutip laman resmi Muhammadiyah, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada, Senin 6 Februari resmi menetapkan 1 Ramadan 144 H pada Kamis, 23 Maret 2023.

Sementara 1 Syawal 1444 H pada Jumat dan 21 April 2023, 1 Zulhijjah 1444 H pada Senin 19 Juni 2023.

Kepastian tersebut disampaikan secara langsung oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti di acara Konferensi Pers Maklumat PP Muhammadiyah “Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, Zulhijjah 1444 H di kantor PP Muhammadiyah Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta.

Selain Muhammad Sayuti, hadir di acara tersebut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid Syamsul Anwar, dan Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurrohman.

Apa itu metode Hisab?

Hisab merupakan metode yang dilakukan untuk menentukan awal puasa dengan menggunakan perhitungan matematis dan astronomis.

Perhitungan tersebut akan menentukan posisi bulan yang digunakan sebagai dasar penetapan awal Ramadhan.

Di Indonesia, terdapat beberapa rujukan kitab yang digunakan untuk melaksanakan metode hisab.

Caranya, yakni dengan menggunakan rumus-rumus yang ada pada kitab tersebut, salah satunya, bagaimana cara untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis yang ada.

Kendati demikian, metode ini juga ada yang dilakukan menggunakan metode kontemporer.

Apa itu rukyat?

Metode selanjutkan yang digunakan untuk menentukan awal puasa Ramadhan 2022 adalah menggunakan metode rukyat.

Metode rukyat merupakan metode penentuan kapan tanggal puasa menggunakan pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) pada saat matahari terbenam.

Metode ini akan dilakukan pada petang hari jelang awal bulan di kalender Hijriah.

Dilansir dari laman Kemenag, Pemerintah menggelar pemantauan hilal (rukyat) ini di 101 titik di seluruh wilayah Indonesia.

Rukyat tersebut akan dilakukan oleh Kemenag yang bekerja sama dengan organisasi masyarakat islam, Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pakar Lapan, dan pondok pesantren yang telah melakukan perhitungan di wilayahnya.

Perhitungan tersebut akan dilakukan untuk menghindari terjadinya “salah lihat”.

Sebab hilal hanya bisa dilihat di ketinggian minimal 2 derajat, dengan jarak sudut matahari-bulan (elongasi) sebesar 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.

Jika hilal yang dilihat berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka besar kemungkinan obyek tersebut bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapan, atau obyek lainnya.

Tak hanya digunakan untuk menentukan awal puasa, metode rukyat juga digunakan untuk menentukan awal bulan Zulhijah, Ramadhan, dan Syawal.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *