Humor Gus Dur: Kisah Pendeta Bertetangga dengan Kiai Saling Pinjam Motor dan Mobil

Kisah Pendeta Bertetangga dengan Kiai
gusdur
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Presiden keempat Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur sering disebut sebagai sosok humoris namun tetap negarawan.

Gus Dur sering bercanda untuk membuat orang tertawa dan juga meredakan ketegangan isu politik saat itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Salah satunya adalah kisah yang diambil dari buku kumpulan humor Gus berbahasa Jerman berjudul ‘Lachen mit Gus Dur: Islamischer Humor aus Indonesien’ dengan penerbit Abera Verlag yang dirilis pada Juni 2005.

Dikutip NU Online, alkisah, suatu hari ada seorang kiai yang bertetangga dengan pendeta.

Kiai itu memiliki mobil, sedangkan pendeta memiliki sepeda motor. Saat hujan tiba, pendeta meminjam mobil kiai. Sebelum dikembalikan, pendeta menyuci mobil itu karena penuh dengan kotoran akibat hujan.

Beberapa hari kemudian, kiai mendapatkan undangan ceramah ke satu rumah penduduk di gang sempit dan tidak dapat diakses dengan mobil. Kiai pun memutuskan meminjam motor pendeta. Setelah pulang, sebelum mengembalikan motor, kiai mengambil gergaji besi dan menggergaji knalpot motor.

Pendeta pun heran dan bertanya tentang motornya. “Motor saya diapakan?”, tanya pendeta itu.

Dengan enteng kiai itu pun menjawab. “Anda telah membaptis mobil saya sebelum Anda mengembalikannya. Jadi sekarang saya menyunat motor Anda,” jawabnya.

Menurut penyunting buku itu, Arndt Graf dan Johanna Pangestian-Harahap, cerita di atas itu sangat lucu sekali. Pada 2010, buku itu baru diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul ‘Tertawa Bersama Gus Dur: Humornya Kiai Indonesia’.

Profesor Graf berharap cerita-cerita lucu Gus Dur itu bisa membuat tertawa orang Jerman.

Graf diketahui sangat bersemangat saat menerbitkan kumpulan humor Gus Dur. Dia adalah seorang profesor di Asia-Afrika Institute dari University of Hamburg. Ia menerbitkan buku kumpulan humor Gus Dur itu untuk orang Jerman.

“Buku ini dijual tidak hanya di Jerman, tetapi terutama di Indonesia untuk wisatawan Jerman,” terangnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *